Sabtu, 27 Agustus 2011
Menjadi diri Sendiri
Banyak orang berpendapat dan kadang latah mengatakan " Jadilah dirimu sendri, jangan mengikuti gaya orang lain, itu lebih baik" sesungguhnya apabila ditelaah kalimat itu tidak bisa di maknai mentah-mentah. karena menjadi diri sendiri belum tentu lebih baik dari apa yang dilakukan orang lain, apa salahnya kita meniru dan bahkan menjalankan apa yang orang lain lakukan. menjadi diri sendiri yang dimaksud, menurut saya adalah menggali potensi diri semaksimal mungkin, namun harus tetap diimbangi dengan cermin. banyak tauladan yang bisa kita ambil untuk bercermin, bagaimana tidak, kita sebagai manusia biasa yang jauh dari kesempurnaan akan bisa berbuat sendiri untuk mencapai satu tujuan. Egois yang tanpa alasan akan membawa kita kepada satu fenomena yang menjerumuskan pola pikir kita terhadap logika dan khayalan semata. banyak pelajaran yang bisa diambil dari hal2 kecil disekeliling kita. Ingat !!! Rasulallah SAW tauladan kita, masihkah kita menganggap diri kita Super?
Luka parah yang paling Mudah Obatnya,....
Kemarahan, kebencian, berburuk sangka, tidak mau memaafkan kesalahan orang lain adalah sifat manusia yang rata2 kita pernah mengalaminya, namun dibalik perbuatan2 itu sebenarnya ada banyak hal yang tidak menguntungkan yang kita tidak menyadarinya. banyak orang menganggap itu luapan perasaan yang harus terlampiaskan, namun sebenarnya luapan amarah atau kebencian sebenarnya hanya akan menyakiti diri sendiri, tidak ada kepuasan klimaks didalamnya, bahkan hanya kan menambah luka2 lain yang akan tergores. saat kita membenci seseorang batin kita selalu tesiksa tatkala melihat dia, jangankan hal negatif yang ia perbuat, melihat ia berbuat baik pun kita menganggapnya salah, stiap langkahnya selalu kita pantau. sementara dia tidak peduli dengan apa yang kita perbuat karena memang dia tidak tahu. sebenarnya kepuasan apa yang kita cari setelah melakukan perbuatan itu? sama sekali tidak ada. itu hanya tipu muslihat Syaitan. Memaafkan adalah obat paling mujarap untuk penyakit hati ini, lupakan kesalahan orang lain maafkan dia maka kedamaian hati akan mudah dicapai. " Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon maaf lahir dan Batin " (Uli & Keluarga)
Minggu, 14 Agustus 2011
Jika Aku Menjadi
Sabtu, jam 05 pagi K’ga kyk biasanya ane bangun pagi (biasanya bablas, libuarn men hehe) kelar sholat subuh kl biasanya ane melanjutkan pertempuran di dunia mimpi atau kl lg kuat melek ane nonton News di TV (ditemeni segelas kopi) tumben pagi ini ane berhasrat pengen olah raga (nyang ringan ringan aja maklum body ane seadanya wkwkwk) sekalian nyobain sepeda baru (pameeer). Maklum hari pertama ane pake nih sepeda, jadi blm mengenal medan dan rute yg bagus, akhrnya ane muter2 kota ga ada tujuan. Sampe udah kerasa pegel ni kaki ane berinisiatif nyari tempat ngaso yg pas, ga lama setelah ide itu muncul ane lewat pasar tradisional dan memutuskan untuk nyari tempat ngaso disitu (biasanya banyak jual makanan tradisional di situ). Rupanya di sudut pasar itu ada warung kopi sederhana, mampirlah ane di warung itu sambil melepas lelah ane ngopi n ngobrol sm penjaga warung. Sambil bengong ane peratiin aktifitas orang2 di pasar itu satu/ satu (ane absen satu2 heeee), yg pertama ane perhatiin kuli pikul yang mondar mandir angkut barang, yang ane heran, mereka rata2 sudah berumur kata ibu si penjaga warung, aktifitas para kuli di mulai sblm subuh dan selesai jam 8 pagi, dan perlu diketahui duit yang mereka dapet ga seberapa dan biasanya aktifitas mereka setelah siang hari adalah para petani penggarap. Selanjutny ane perhatiin konvoi ibu2 pengayuh sepeda tua dengan keranjang berisi sayur mayur (buat yg hobi jeprat-jepret ok jg tuh ), katanya seh mereka berasal dari perkampungan yang lumayan jauh untuk sekelas sepeda ontel, dngan jarak tempuh kurang lebih 10 km dari pasar. Mereka ini rata2 adalah pedagang kecil yang menggelar dagangannya di emperan pasar dengan jumlah barang dagangan yang seadanya (ya… kalo ane borong semua paling cuma 25-30 ribu doang). Dan masih banyak lagi orang orang hebat disekeliling kita yang selama ini tidak pernah ane perhatiin, bahkan ane sudah merasa paling hebat ketika ane mengerjakan sesuatu ternyata ane masih jauh lebih kecil disbanding mereka. Kalo kita merenung sejenak dari pengalaman ane ketemu orang2 hebat semacam ini rasanya tidak adil ketika melihat tingkah para koruptor yang masih aja menggerogoti uang rakyat, coba tuch para koruptor di paksa melek liat sekeliling mereka, disbanding mereka para tikus2 kantor itu lebih berpendidikan, diberikan kedudukan gaji yang jauh lbh banyak, rumah mewah fasilitas lengkap. Lalu apa lagi yang dicari coba liat mereka demi mendapatkan sesuatu yang halal rela mengorbankan banyak hal mereka pantang mengambil sesuatu yang bukan hak nya. (Cerita ini diambil sebelum ramadhan (kan ada makan2 nye’))
Rabu, 10 Agustus 2011
Siapa aku?
Ungkapan itu, adalah ungkapan keletihanmu dengan pribadi
yang belum membanggakanmu itu.
Jika engkau menemukan satu alasan kecil saja
untuk merasa bangga dengan dirimu sendiri,
engkau tak kan bertanya mengenai siapa dirimu.
Dan engkau tak kan bisa merasa bangga dengan dirimu,
jika engkau tak mensyukuri apa pun dirimu.
Selasa, 09 Agustus 2011
Geliat Micro banking
Selalu ada pelajaran berharga dan peluang bisnis yang lahir dari setiap kejadian buruk, termasuk krisis finansial. Kuncinya bukan hanya pada kejelian menangkap pelajaran dari kondisi tersebut, melainkan juga bagaimana menindaklanjuti serta memanfaatkan peluang yang terbuka dari krisis tersebut.
Krisis finansial memberikan suatu pembelajaran bagi para pelaku perbankan bahwa sektor usaha kecil dan menengah (UKM) relatif lebih stabil. Ini tercermin dari rendahnya rasio kredit macet alias non-performing loan (NPL) perbankan dari sektor UMKM. Ini menandakan peluang di segmen usaha mikro masih besar.
Adalah juga fakta bahwa segmen tersebut menjadi salah satu pilar ekonomi Indonesia. Dari aspek penyerapan tenaga kerja, data Center for Policy Reform (CPR) tahun 2009 menunjukkan jumlah pengusaha mikro di Indonesia sebanyak 50,69 juta. Pengusaha mikro ini merupakan 99,99% dari total usaha yang ada di Indonesia. Mereka berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 83,65 juta.
Berdasarkan hasil riset Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia terdapat 42 juta usaha mikro dan kecil dengan kebutuhan kredit sekitar Rp 10 trilium. Namun, lembaga keuangan mikro yang ada cuma mau menyalurkan kredit ke 16 juta usaha mikro dan kecil.
Dibalik hingar bingar pembiayaan segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), diprediksi hanya 30%-40% yang dibiayai oleh perbankan. Jadi masih banyak UMKM yang memerlukan pembiayaan untuk mewujudkan kemakmuran, sekaligus mengindikasikan masih luasnya ceruk pasar di segmen ini.
Bidang yang digeluti UMKM di Indonesia pun sangat lah beragam. Kekuatan mereka juga tampak pada semangat kemitraan yang dalam konteks sosial kita kenal dengan gotong royong.
Salah satu dari bentuk pelajaran yang kami petik dari semua hal tersebut, sekaligus sebagai upaya untuk memanfaatkan peluang yang terbuka di sektor UMKM, beberapa bank berlomba2 menbuka bisnis ini, namun banyak persaingan tidak sehat yang pada akhirnya akan berdampak negatif pada bisnis ini.
Krisis finansial memberikan suatu pembelajaran bagi para pelaku perbankan bahwa sektor usaha kecil dan menengah (UKM) relatif lebih stabil. Ini tercermin dari rendahnya rasio kredit macet alias non-performing loan (NPL) perbankan dari sektor UMKM. Ini menandakan peluang di segmen usaha mikro masih besar.
Adalah juga fakta bahwa segmen tersebut menjadi salah satu pilar ekonomi Indonesia. Dari aspek penyerapan tenaga kerja, data Center for Policy Reform (CPR) tahun 2009 menunjukkan jumlah pengusaha mikro di Indonesia sebanyak 50,69 juta. Pengusaha mikro ini merupakan 99,99% dari total usaha yang ada di Indonesia. Mereka berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 83,65 juta.
Berdasarkan hasil riset Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia terdapat 42 juta usaha mikro dan kecil dengan kebutuhan kredit sekitar Rp 10 trilium. Namun, lembaga keuangan mikro yang ada cuma mau menyalurkan kredit ke 16 juta usaha mikro dan kecil.
Dibalik hingar bingar pembiayaan segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), diprediksi hanya 30%-40% yang dibiayai oleh perbankan. Jadi masih banyak UMKM yang memerlukan pembiayaan untuk mewujudkan kemakmuran, sekaligus mengindikasikan masih luasnya ceruk pasar di segmen ini.
Bidang yang digeluti UMKM di Indonesia pun sangat lah beragam. Kekuatan mereka juga tampak pada semangat kemitraan yang dalam konteks sosial kita kenal dengan gotong royong.
Salah satu dari bentuk pelajaran yang kami petik dari semua hal tersebut, sekaligus sebagai upaya untuk memanfaatkan peluang yang terbuka di sektor UMKM, beberapa bank berlomba2 menbuka bisnis ini, namun banyak persaingan tidak sehat yang pada akhirnya akan berdampak negatif pada bisnis ini.
Marhaban yaaa ...... Ramadhan
Selamat menjalankan Ibadah Puasa ...
Langganan:
Postingan (Atom)