Permainan tradisional merupakan permainan yang relatif sederhana namun memberikan manfaat luar biasa jika kita menelusuri makna dari permainan itu secara mendalam. Namun keberadaannya sekarang mulai tergeser oleh permainan modern, seperti PlayStation (PS) dan jenis permainan canggih lainnya.
Setiap daerah mengenal permainan tradisional dengan namanya masing-masing. Permainan ini dahulu sering dimainkan oleh anak-anak untuk mengisi hari-hari bermain mereka. Namun sekarang, terutama di kota-kota besar, permainan tradisional mulai ditinggalkan. Banyak hal yang menyebabkan permainan tradisional mulai ditinggalkan, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Kemajuan teknologi terutama dalam bidang permainan anak-anak.
- Adanya perdagangan bebas.
- Dunia anak yang penuh dengan imajinasi ditransformasikan pada permainan modern semisal PlayStation.
Manfaat Permainan Tradisional
Dibalik permainan yang terkesan sederhana, sebenarnya permainan tradisional memiliki manfaat yang baik untuk perkembangan pertumbuhan anak. Banyak hal yang di dapat dari seorang anak dari sebuah permainan tradisional lewat proses bermain. Dalam hal ini si anak terlibat secara langsung baik fisik maupun emosi sehingga sangat mempengaruhi masa pertumbuhannya.
Adapun manfaat dari permainan tradisional adalah sebagai berikut :
- Mengembangkan kecerdasan intelektual.
- Mengembangkan kecerdasan emosional.
- Mengembangkan daya kreatifitas.
Pemanfaatan Permainan Tradisional dalam Pembelajaran
Oleh: Fauziah RachmawatiKeberhasilan sebuah pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh tingginya pendidikan seorang pendidik. Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang berhasilnya pembelajaran. Keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran dapat diatasi dengan memanfaatkan yang ada di lingkungan sekitar. Permainan tradisional daerah juga memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran.
Dalam kajian sosial-budaya, permainan tradisional merupakan salah satu warisan budaya. Dan, warisan budaya memiliki keperluan untuk dilestarikan dan dipertahankan keberadaannya. Unsur ini merupakan sebuah sarana sosialisasi yang efektif dari nilai-nilai yang dipandang penting oleh suatu masyarakat. Nilai-nilai ini kemudian dapat menjadi pedoman hidup, pedoman berperilaku dalam kehidupan sehari-hari bermasyarakat. Mainan tradisional juga dekat dengan alam dan memberikan kontribusi bagi pengembangan pribadi anak.
Jika diperhatikan lebih jauh, anak-anak zaman sekarang lebih akrab dengan permainan elektronik di komputer atau video game ketimbang permainan lokal dan dari departemen terkait masih kurang memperhatikan bagi pelestarian budaya lokal ini. Padahal permainan tradisional baik untuk bermain (play) atau bertanding (game) memiliki nilai-nilai budaya kepribadian pembangunan bangsa yang telah menjadi sarana berkehidupan bermasyarakat secara turun-temurun.
Berpangkal dari kondisi tersebut, perlu kiranya pengkajian yang lebih mendalam tentang manfaat yang dapat diperoleh melalui permainan tradisional baik secara kognitif, psikologis, maupun sosial.
Permainan tradisional yang cukup beragam itu perlu digali dan dikembangkan karena mengandung nilai-nilai seperti kejujuran, sportivitas, kegigihan dan kegotong royongan.
Permainan tradisional juga dapat mengembangkan kreativitas anak, kognitif, afektif maupun motoriknya. Contoh permainan tradisional yaitu gobag sodor, engklek, gasingan, yoyo, egrang, dakon, dan pasaran.
Dalam permainan tradisional terdapat aspek-aspek yang ditonjolkan. Gobag sodor misalnya menonjolkan kerja sama dan kompetisi (keterampilan sosial), dakonan menonjolkan kemampuan untuk dapat mengembangkan keterampilan kognitif dan melalui engklek dapat mengembangkan keterampilan motorik dan keseimbangan. Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa.
Pasaran atau jual beli merupakan salah satu permainan tradisonal yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, terutama pembelajaran model tematik. Permainan ini selain mudah dilaksanakan juga tidak mahal. Rata-rata anak yang tinggal di daerah pedesaan mengenal permainan ini. Dengan menggunakan pembelajaran tematik, permainan ini dapat mencakup berbagai bidang studi pelajaran. Pelajaran yang dapat diterapkan dalam permainan ini adalah Matematika (berhitung), Bahasa Indonesia (percakapan, tawar menawar), IPS (hakikat jual beli), PKn (sopan santun dalam berjual beli), Agama (kejujuran), Penjaskes (motorik), Seni Budaya dan Keterampilan (ketrampilan membungkus dan melipat benda), dan berbagai manfaat lain.
Permainan tradisional mempunyai makna simbolis di balik gerakan, ucapan, maupun alat-alat yang digunakan. Pesan-pesan tersebut bermanfaat bagi perkembangan kognitif, emosi dan sosial anak sebagai persiapan/sarana belajar menuju kehidupan di masa dewasa. Pesatnya perkembangan permainan elektronik membuat posisi permainan tradisional nyaris tak dikenal. Memperhatikan hal tersebut perlu usaha-usaha dari berbagai pihak untuk mengkaji dan melestarikan keberadaannya melalui pembelajaran ulang pada generasi sekarang melalui proses modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sekarang.
Operasional pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional pasaran dapat dilakukan dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar. Misalnya tanah sebagai pengganti pasir sebagai pengganti beras, kerikil kecil sebagai pengganti gula, minyak goreng dapat menggunakan air dicampuri daun bunga sepatu. Peralatan tulis siswa seperti pensil, bolpoint, penghapus, buku tulis, buku pelajaran, tas. Pada permainan ini anak-anak juga dilatih untuk bersosialisasi dengan melakukan tawar-menawar. Melatih kesabaran dengan membudayakan antri waktu melakukan jual beli.
Semua hal ini senantiasa dilakukan agar anak-anak sejak usia dini dapat mengenal dan mencintai permainan tradisional, sehingga permainan tradisional tidak tergerus oleh zaman.
kecerdasan emosi seorang anak. Anak terlibat dalam sebuah permainan yang berbentuk kelompok, seperti petak umpet, bentengan, maupun yang lainnya, di dalamnya akan ada proses saling mempengaruhi dan mengatur satu sama lain yang hal ini dapat pula membentuk jiwa-jiwa kepemimpinan.
- Mengembangkan daya kreatifitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar