REPUBLIKA.CO.ID,GORONTALO - Staf Ahli Menko Perekonomian, Arifin
Habibie, mengatakan bahwa masyarakat Indonesia tidak perlu makan nasi
sebagai menu sehari-hari.
"Keliru bila kita beranggapan harus makan beras (nasi) untuk bisa hidup dengan sehat," tukasnya.
Menurutnya, pemerintah harus mempersilahkan setiap daerah untuk memilih pangan utama yang di konsumsi. Pemerintah mengkampanyekannya sebagai bagian dari upaya ketahanan pangan.
"Contohnya bila masyarakat Gorontalo memilih untuk makan jagung atau Maluku dengan sagunya, ya silahkan saja. Itu adalah hak daerah menentukan dan memilih pangan," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa tanah Indonesia yang subur ini memungkinkan masyarakat bisa menanam komoditi apa saja selain beras. Masyarakat misalnya bisa menanam ubi kayu, ubi jalar, jagung, dan sagu dengan mudah. Jika masyarakat memilih mengkonsumsi sumber karbohidrat selain beras tersebut, maka hal itu menunjukkan diversifikasi pangan di Indonesia cukup berhasil.
Kampanye makanan non beras juga akan membantu ketahanan pangan di Indonesia. Karena, setiap daerah tak lagi bergantung pada konsumsi beras yang tinggi. "Cara pandang masyarakat bahwa makan ubi atau jagung itu orang miskin, harus diubah dengan mensosialisasikan manfaat dan kandungan gizi makanan non beras," lanjutnya.
Hari Pangan Sedunia ke-31 di Provinsi Gorontalo digelar sejak 20-23 Oktober 2011. Acara dibuka oleh Wakil Presiden RI Boediono serta dihadiri sejumlah duta besar negara sahabat, para gubernur dan Menteri Pertanian.
"Keliru bila kita beranggapan harus makan beras (nasi) untuk bisa hidup dengan sehat," tukasnya.
Menurutnya, pemerintah harus mempersilahkan setiap daerah untuk memilih pangan utama yang di konsumsi. Pemerintah mengkampanyekannya sebagai bagian dari upaya ketahanan pangan.
"Contohnya bila masyarakat Gorontalo memilih untuk makan jagung atau Maluku dengan sagunya, ya silahkan saja. Itu adalah hak daerah menentukan dan memilih pangan," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa tanah Indonesia yang subur ini memungkinkan masyarakat bisa menanam komoditi apa saja selain beras. Masyarakat misalnya bisa menanam ubi kayu, ubi jalar, jagung, dan sagu dengan mudah. Jika masyarakat memilih mengkonsumsi sumber karbohidrat selain beras tersebut, maka hal itu menunjukkan diversifikasi pangan di Indonesia cukup berhasil.
Kampanye makanan non beras juga akan membantu ketahanan pangan di Indonesia. Karena, setiap daerah tak lagi bergantung pada konsumsi beras yang tinggi. "Cara pandang masyarakat bahwa makan ubi atau jagung itu orang miskin, harus diubah dengan mensosialisasikan manfaat dan kandungan gizi makanan non beras," lanjutnya.
Hari Pangan Sedunia ke-31 di Provinsi Gorontalo digelar sejak 20-23 Oktober 2011. Acara dibuka oleh Wakil Presiden RI Boediono serta dihadiri sejumlah duta besar negara sahabat, para gubernur dan Menteri Pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar