Sekolah memang bertujuan untuk memberikan kepintaran bagi para muridnya.
Studi baru menunjukkan menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah
dapat meningkatkan kecerdasan.
Hasil
studi baru yang dilakukan Proceedings of the National Academy of
Sciences di Norwegia menunjukkan bahwa waktu tambahan di dalam kelas
dapat meningkatkan IQ sekitar hampir 4 poin.
"Waktu tambahan di sekolah memiliki efek yang cukup besar pada peningkatan IQ pada awal masa dewasa. Tetapi hasil tersebut belum jelas apakah ini berlaku untuk semua anak, atau hanya anak-anak yang terlibat dalam penelitian ini. Sebuah hubungan antara IQ yang lebih tinggi dengan pendidikan yang lebih tinggi telah ditetapkan," kata para peneliti seperti dilansir dari BBCNewsHealth, Rabu (28/12/2011).
Namun, sebenarnya untuk menentukan apakah menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah benar-benar dapat meningkatkan IQ sangat sulit. Hal tersebut mungkin karena anak-anak dengan IQ yang lebih tinggi secara alami memang memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu dalam sistem pendidikan.
Intelligence quotient (IQ) adalah skor yang berasal dari salah satu dari beberapa tes standar yang dirancang untuk menilai kecerdasan. Skor IQ telah terbukti berhubungan dengan faktor-faktor seperti morbiditas dan mortalitas, status sosial orang tua, tingkat yang substansial, dan IQ orang tua.
Sementara heritabilitas IQ telah diteliti selama hampir satu abad, kontroversi mengenai pentingnya estimasi heritabilitas, dan mekanisme pewarisan masih menjadi bahan perdebatan.
Skor IQ yang digunakan dalam banyak konteks, yaitu sebagai prediktor prestasi pendidikan atau kebutuhan khusus. Nilai IQ rata-rata untuk banyak populasi telah meningkat pada tingkat rata-rata 3 poin per dekade sejak awal abad 20. Hal tersebut merupakan sebuah fenomena yang disebut efek Flynn.
Para peneliti dari Statistics Norway, yang menerbitkan data resmi pemerintah dan University of Oslo mengambil keuntungan dari sebuah eksperimen alami dalam sistem pendidikan Norwegia dan efeknya pada 107.223 murid.
Antara tahun 1955-1972 pemerintah daerah di Norwegia meningkatkan wajib belajar 7-9 tahun. Hal tersebut berarti siswa meninggalkan sekolah pada usia 16 tahun bukan 14 tahun. Efek dari penambahan waktu di sekolah diukur pada usia 19 tahun, ketika memberikan semua orang yang memenuhi syarat untuk penyusunan tes IQ.
"Kenaikan yang luar biasa besar dalam pendidikan rata-rata dan IQ rata-rata jelas terjadi pada saat yang sama ketika reformasi pendidikan diperkenalkan. Waktu tambahan di sekolah dapat meningkatkan IQ sebesar 3.7 poin. Penelitian ini memanfaatkan penambahan waktu di sekolah yang disebabkan oleh reformasi sekolah yang komprehensif. Penelitian ini mampu mengungkap pengaruh statistik secara siginifikan dan yang cukup besar dari pendidikan sekolah menengah pada nilai IQ pada masa dewasa awal untuk pria Norwegia," kata para peneliti.
Para pakar statistik telah hati-hati untuk menarik kesimpulan, karena mereka mengakui bahwa efeknya mungkin hanya berlaku untuk masyarakat Norwegia atau sistem pendidikan pada saat itu. Namun, mereka berpendapat bahwa hal penambahan waktu belajar di sekolah mungkin dapat untuk meningkatkan kecerdasan pada masa remaja.
"Waktu tambahan di sekolah memiliki efek yang cukup besar pada peningkatan IQ pada awal masa dewasa. Tetapi hasil tersebut belum jelas apakah ini berlaku untuk semua anak, atau hanya anak-anak yang terlibat dalam penelitian ini. Sebuah hubungan antara IQ yang lebih tinggi dengan pendidikan yang lebih tinggi telah ditetapkan," kata para peneliti seperti dilansir dari BBCNewsHealth, Rabu (28/12/2011).
Namun, sebenarnya untuk menentukan apakah menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah benar-benar dapat meningkatkan IQ sangat sulit. Hal tersebut mungkin karena anak-anak dengan IQ yang lebih tinggi secara alami memang memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu dalam sistem pendidikan.
Intelligence quotient (IQ) adalah skor yang berasal dari salah satu dari beberapa tes standar yang dirancang untuk menilai kecerdasan. Skor IQ telah terbukti berhubungan dengan faktor-faktor seperti morbiditas dan mortalitas, status sosial orang tua, tingkat yang substansial, dan IQ orang tua.
Sementara heritabilitas IQ telah diteliti selama hampir satu abad, kontroversi mengenai pentingnya estimasi heritabilitas, dan mekanisme pewarisan masih menjadi bahan perdebatan.
Skor IQ yang digunakan dalam banyak konteks, yaitu sebagai prediktor prestasi pendidikan atau kebutuhan khusus. Nilai IQ rata-rata untuk banyak populasi telah meningkat pada tingkat rata-rata 3 poin per dekade sejak awal abad 20. Hal tersebut merupakan sebuah fenomena yang disebut efek Flynn.
Para peneliti dari Statistics Norway, yang menerbitkan data resmi pemerintah dan University of Oslo mengambil keuntungan dari sebuah eksperimen alami dalam sistem pendidikan Norwegia dan efeknya pada 107.223 murid.
Antara tahun 1955-1972 pemerintah daerah di Norwegia meningkatkan wajib belajar 7-9 tahun. Hal tersebut berarti siswa meninggalkan sekolah pada usia 16 tahun bukan 14 tahun. Efek dari penambahan waktu di sekolah diukur pada usia 19 tahun, ketika memberikan semua orang yang memenuhi syarat untuk penyusunan tes IQ.
"Kenaikan yang luar biasa besar dalam pendidikan rata-rata dan IQ rata-rata jelas terjadi pada saat yang sama ketika reformasi pendidikan diperkenalkan. Waktu tambahan di sekolah dapat meningkatkan IQ sebesar 3.7 poin. Penelitian ini memanfaatkan penambahan waktu di sekolah yang disebabkan oleh reformasi sekolah yang komprehensif. Penelitian ini mampu mengungkap pengaruh statistik secara siginifikan dan yang cukup besar dari pendidikan sekolah menengah pada nilai IQ pada masa dewasa awal untuk pria Norwegia," kata para peneliti.
Para pakar statistik telah hati-hati untuk menarik kesimpulan, karena mereka mengakui bahwa efeknya mungkin hanya berlaku untuk masyarakat Norwegia atau sistem pendidikan pada saat itu. Namun, mereka berpendapat bahwa hal penambahan waktu belajar di sekolah mungkin dapat untuk meningkatkan kecerdasan pada masa remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar