Berbagai
permasalahan, mulai dari krisis ekonomi, bencana alam dan perang,
ternyata tidak membuat rakyat Indonesia kehilangan kebahagiaan mereka.
Menurut studi terbaru oleh Ipsos Global, orang Indonesia adalah yang
paling bahagia di dunia.
Hasil survei Ipsos Global yang
diterbitkan awal Februari lalu, yang dikutip oleh majalah Time, Kamis 1
Maret 2012, menitikberatkan pada kategori “bahagia” dan “sangat
bahagia.” Melibatkan 18.687 responden dewasa dari 24 negara dunia,
Indonesia masuk dalam posisi teratas dalam kategori negara yang sangat
berbahagia. Dikutip dari VIVAnews.com
Mengapa Saya Sulit Bahagia?
Anda Sudah Memiliki segalanya,tapi masih juga tak bahagia. Makin Di Kejar, Kenapa Kebahagiaan justru makin sulit di raih?
Farida Alamsyah (39) adalah orang
penting di sebuah bank swasta di Singapura.Namun jabatan bergengsi dan
insentif istemewa itu harus dibayarnya dengan jam kerja panjang serta
tingkat stress sangat tinggi, karena pekerjaaan berhubungan dengan naik
–turunnya nilai mata uang di seluruh dunia. Ia bahkan tak punya energy
lagi untuk menjalani aktifitas sehari-hari. Jabatan dan penghasilannya
yang di dambakan banyak orang itu ternyata tetap tak mampu membuatnya
bahagia.
Ilustrasi di atas adalah pengalaman
kehidupan Farida beberapa tahun lalu. Di usianya yang masih produktif,34
tahun. Akhirnya ia memutuskan meninggalkan kariernya, untuk kemudian
mengejar kebahagiaan hidup sebagai instruktur yoga.
“Keputusan itu tidak saya ambil
tiba-tiba. Saat ketidak bahagiaan itu muncul, saya mencoba mencari
solusinya. Kebetulan saya membaca the art of living, yang salah satunya
mengajarkan yoga,” papar Farida, yang menolak mencari pekerjaan baru,
karena tetap akan mendapatkan stress dalam bentuk yang berbeda.
Sebelum memutuskan berhenti bekerja,
selama beberapa waktu ia sempat mempraktikan yoga setiap pagi sebelum
brangkat ke kantor. Ia memang mendapatkan energy baru, namun hanya
sementara. Energi itu langsung menguap lagi dengan mudah ketika memasuki
kantor.
“Hal itulah yang membuat saya memutuskan
berhenti bekerja. Teman-teman banyak yang menyayangkan keputusan itu,
tetapi saya memilih mendengarkan suara hati,” ungkap farida, yang
awalnya tak terpikir untuk mengajar yoga. Setelah berhenti bekerja,
secara khusus ia mempelajari yoga di india dan Kanada agar bisa
mendapatkan ilmu yoga yang benar, untuk kemudian di praktekan
sehari-hari.
“Kata hati memang hal yang jarang
didengar saat ini,” demikian pendapat Erbe Sentanu yang akrab di sapa
Nunu, Spiritual Motivator, pendiri Katahati Institute, yang memopulerkan
Teknologi Quantum Ikhlas DigitalPrayer untuk mengatasi berbagai masalah
klien-kliennya. Kebanyakan orang lebih membiarkan pikiran memerintah
prilaku sehari-hari.
“Padahal, pikiran hanya menilai hitam
dan putih, atau salah dan benar saja. Jika pikiran yang menguasai Farida
saat itu, tindakannya meninggalkan karier yang sedang gemilang itu
seperti tak masuk akal. Melepas gaji selangit demi menekuni yoga?
padahal justru kata hati-lah yang akan menuntun seseorang ke jalan yang
tepat. Buktinya kini Farida bisa menemukan kebahagiaanya dan juga tetap
mendapat penghasilan,”lanjut Nunu. Farida mengakui, banyak teman
sekerjanya yang sebenarnya juga merasakan tekanan yang nyaris tak
tertahankan. ”Namun mungkin mereka bertahan karnatelah berkeluarga, jadi
terpaksa harus bekerja untuk hidup. Mereka Memilih melewatkan
kebahagiaan, demi mendapatkan kenyamanan lewat uang yang bisa membeli
semua yang mereka inginkan,” ungkap Farida,yang sampai saat ini masih
melajang.
GEDE PRATAMA, ispirator dan motivator
terkenal,mengungkapkan,saat ini kebahagiaan adalah komoditas yang dicari
atau di beli. Kemanapun akan di kejar, berapapun harganya akan di beli.
”Ada yang membelinya lewat mobil baru, rumah bagus, barang bermerk,
bahkan oprasi plastik. Ada juga yang mencarinya lewat jabatan, nama
terkenal, dan nama baik. Namun, kebahagiaan yang di cari di luar akan
bersifat dating dan pergi dengan mudahnya, seperti gelembung sabun,
lanjut Gede.
Kurang Satu Menghapus Yang Lain
Model dan presenter Susan Bactiar (33)
juga pernah merasakan ketidakbahagiaan dalam hidupnya. Hingga tiga tahun
pernikahan, ia dan suaminya (yang sama-sama dinyatakan sehat) belum di
karuniai anak.
“Saya merasa sudah melakukan segalanya,
seperti ke dokter dan berdoa. Beberapa kali ikut program memiliki anak
juga gagal, sementara saat itu para sahabat dan kerbat yang belakangan
menikah, satu demi satu sudah memiliki anak. Saya resah,bahkan merasa di
hukum oleh Tuhan karena kesalahan yang saya tidak ketahui,”kata Susan,
yang sempat mogok ke gereja.
Menurut Gede, hidup ini sebenarnya sudah
sempurna. Manusia yang memiliki banyak keinginanlah yang membuat hidup
mereka seolah seba kekurangan. Penyebap paling dominan dari
ketidakbahagiaan memang berasal dari diri sendiri. Faktor-faktor dari
luar hanya memperkuat factor dari dalam.
“Orang merasa tak bahagia karena selalu
‘berkelahi’dengan diri sendiri dan kehidupan. Mereka merasa tidak puas
dan tidak menerima kenyataan. Apalagi jika keinginan itu selalu di
bandingkan dengan kehidupan orang lain, sehingga memunculkan rasa tidak
bahagia dan ketidakadilan. Membandingkan boleh saja, tetapi jangan
selalu melihat ke atas, sesekali juga perlu membandingkan ke bawah,”
ujar Gede.
Menurut Nunu, banyak orang beranggapan
bahwa setiap hari ia akan berhadapan dengan berbagai peristiwa yang
mengecewqakan,atau yang membahagiakan. ”Padahal, tidak ada yang membuat
kita kecewa atau bahagia, kecuali diri kita sendiri. Jika kita kecewa
terhadap sesuatu atau seseorang, itu adalah keputusan kita sendiri untuk
merasa kecewa. Begitu juga ketika kita memutuskan merasa bahagia
menerima berbagai peristiwa, maka kita akan berbahagia. Manusia bebas
memilih untuk kecewa maupun berbahagia”
Gede menambahkan, kebanyakan orang tidak
menyukai kesedihan dan mencintai kesenangan. padahal kesenangan tak
mengajarkan apapun. Nunu mengatakan hal senada.”Seseorang harus memiliki
skill untuk mengdapi cobaan. Semua yang tak menyenangkan adalah guru
kehidupan. Hidup adalah sebuah siklus, ada masa-masa gelap, ada
saat-saat terang. Contohnya, saat suami bermasalah, anggap saja anda
sedang menghadapi malam yang gelap. Kalau anda bisa bersabar, malam akan
berganti pagi yang membawa terang lagi.”Lanjut Nunu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar