Virus Affluenza
tak hanya menyerang kaum berada. Jika tak punya perasaan bersyukur,
siapapun bisa diserang affluenza dalam bentuk yang berbeda-beda. Orang
tidak mampu sekalipun akan diganggu rasa tidak bahagia kalau ia selalu
iri dan cemburu pada orang yang diatas lebih mampu darinya.
Pemicu ketidak bahagiaan di masyarakat
modern antara lain muncul karena kita sering takut pada hal-hal yang
belum terjadi, atau menuntut diri sendiri terlalu tinggi.
Salah satu cara menghindari affluenza
adalah dengan menerapkan metode ikhlas. Didalam diri kita terdapat Zona
nafsu dan Zona ikhlas. Zona nafsu adalah wilayah hati yang dipenuhi
berbagai keinginan namun terasa menyesakkan. Zona ini diliputi energi
rendah, berisi perasaan negatif, cemas, takut, keluh kesah, dan amarah.
Adapun Zona ikhlas adalah zona bebas hambatan yang terasa lapang di
hati. Energi yang menyelimuti Zona ikhlas adalah berbagai perasaan
positif yang berenergi tinggi, seperti rasa syukur dan bahagia.
Ikhlas adalah keterampilan untuk
berserah diri, baik harapan, keinginan, maupun kekhawatiran kepada
Tuhan. Hati yang tidak ikhlas harus diatasi. Jika tidak, hati akan terus
menebak-nebak. ” Jika punya mobil mewah, pasti hidup saya akan lengkap.
Jika memiliki anak, pasti saya akan lebih bahagia. Jika punya suami,
pasti saya akan lebih tenang, dan seterusnya.”
Ikhlas sering diartikan hanya ditujukan
untuk orang-orang dalam kondisi tertentu, misalnya tidak mampu, tengah
di timpa musibah, terpojok, atau bahkan menjelang ajal. Padahal semua
orang, termasuk mereka yang sudah mapan, harus terus melatih rasa
ikhlas. Karena, ikhlas merupakan kompetensi tertinggi manusia yang
diberikan Tuhan.
Ikhla
juga tidak berarti kita harus melepaskan semua keinginan dalam hisup.
Kita tetap bisa mengejar mimpi-mimpi kita, namun, ketika kita ikhlas, di
dalam hati akan timbul rasa syukur, sabar, fokus, dan tenang selama
proses menuju sesuatu yang diinginkan, karena dalam keikhlasan, kita
sepenuhnya menyerahkan semua keputusan pada Tuhan, meski tetap wajib
berusaha.
Rasa ikhlas bisa terus dipelihara, jika
kiya mampu menjaga diri dari beberapa hal, misalnya tidak “ngotot” ingin
diakui dan dipuji, dan menghindari orang-orang yang dipenuhi rasa
takut, marah, serta mudah mengeluh dan putus asa. (RBS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar