Selasa, 09 Juli 2013

PUASA

Tak terasa bulan Ramadhan datang kembali dan umat Islam di seluruh penjuru dunia akan melaksanakan ibadah puasa. Selain sebagai ibadah, berpuasa juga terbukti bermanfaat besar bagi kesehatan tubuh. Apa saja manfaat kesehatan dari berpuasa?
Menurut The National Academy of Sciences, manfaat puasa bagi kesehatan diantaranya adalah menambah ketahanan tubuh terhadap stres, meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi risiko terkena berbagai penyakit, dan bahkan membuat awet muda dan panjang umur.
Penelitian jangka pendek pada beberapa subyek orang yang berpuasa menunjukkan manfaat dalam penurunan berat badan (weight loss). Hal ini dimungkinkan karena terjadinya perbaikan profil lipid darah, termasuk penurunan level LDL (kolesterol buruk) sehingga rasionya lebih rendah daripada HDL (kolesterol baik).
Meski juga terjadi penurunan level HDL yang sangat sedikit secara statistik, namun hasil tersebut akan memberi manfaat yang positif terhadap level obesitas seseorang yang sedang menjalankan puasa.
Untungnya puasa Ramadhan hanya berlangsung sekitar 30 hari, karena menurut penelitian, puasa lebih dari 30 hari dapat beresiko menimbulkan beberapa masalah kesehatan.

Manfaat Puasa bagi Kesehatan

Tanpa memandang dari segi agama, berikut adalah beberapa manfaat berpuasa bagi kesehatan kita :
  • Membantu membakar lemak lebih banyak karena terjadi perubahan drastis dalam pola asupan kalori sehingga dapat dimanfaatkan sebagai shock therapy bagi metabolisme badan dalam membakar lemak lebih banyak.
  • Mengalihkan penggunaan glukosa ke lemak sebagai sumber energi secara perlahan sehingga mencegah kerusakan otot. Penggunaan lemak untuk energi akan membantu menurunkan berat badan, mempertahankan massa otot, dan dalam jangka panjang akan mengurangi kadar kolesterol darah.
  • Penurunan berat badan dan meningkatnya sensitivitas insulin saat berpuasa akan membantu dalam kontrol terhadap diabetes dan mengurangi tekanan darah.
  • Sebagai proses detoksifikasi atau proses pengurangan kadar racun dari dalam tubuh karena zat racun yang tersimpan lemak akan larut dan dikeluarkan dari tubuh.
  • Meningkatkan kondisi mental, kewaspadaan, dan fokus karena beberapa hormon tertentu seperti endorfin mengalami peningkatan dalam darah setelah beberapa hari berpuasa.
  • Menghentikan atau setidaknya mengurangi berbagai kebiasaan buruk atau pola hidup tidak sehat yang merugikan kesehatan seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, menggunakan narkoba, begadang, dan lain-lain. Jelas sekali menghentikan berbagai kebiasan yang merugikan kesehatan tersebut akan membuat Anda lebih sehat, awet muda, dan panjang umur.
  • Mengurangi dan mengendalikan nafsu makan yang berlebihan. Saat berbuka puasa, Anda akan menyadari betapa sedikit saja mengonsumsi makanan dan minuman sudah cukup membuat perut kenyang dan memuaskan napsu makan Anda. Hal tersebut akan membuat Anda lebih bijak dalam menentukan seberapa banyak porsi makan Anda termasuk setelah bulan puasa berakhir.
  • Melatih kedisiplinan dalam pola hidup menjadi lebih sehat. Dengan berpuasa, Anda belajar lebih disiplin kapan waktunya makan, tidur, dan beraktivitas. Pengaturan disiplin waktu makan dan kebutuhan untuk beristirahat (tidur) yang cukup agar dapat beraktivitas optimal di keesokan harinya akan membuat pola hidup Anda lebih sehat.
  • Mencegah berbagai jenis penyakit kardiovaskular terkait kolesterol. Manfaat ini diperoleh karena saat berpuasa terjadi perbaikan profil lipid darah, termasuk penurunan level LDL (kolesterol buruk) sehingga rasionya lebih rendah daripada HDL (kolesterol baik).

Puasa bagi Penderita Sakit Maag dan Diabetes

Menurut dr. Jeffry Tenggara, Sp.PD., internisdi MRCCC Siloam Hospital Semanggi dan Hemato-Oncology residence FKUI-RSCM Jakarta, puasa akan menjadi hal yang cukup berat bagi para penderita diabetes dan sakit maag, namun hal ini juga bukan merupakan suatu halangan untuk berpuasa dengan beberapa catatan tentunya.
Bagi penderita sakit maag, tentukan dahulu apakah Anda termasuk penderita yang aman atau tidak untuk ikut berpuasa. Penderita sakit maag organik tidak disarankan untuk berpuasa. Bagi para penderita sakit maag non organik, yang terpenting adalah pengaturan makan yang tepat dan penggunaan obat untuk menekan produksi asam lambung.
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan bagi para penderita sakit maag yang akan berpuasa menurut dr. Jeffry :
  1. Konsumsi makanan tinggi serat dan dengan kadar indeks glikemik yang rendah seperti nasi merah dan roti gandum pada saat buka dan sahur.
  2. Pada saat berbuka, jangan langsung makan dalam porsi besar. Berbukalah dengan makanan ringan atau buah dalam porsi kecil dan dilanjutkan dengan makanan porsi lengkap setelah selesai sholat maghrib.
  3. Jangan pernah melewatkan makan sahur dan makanlah dengan porsi lengkap. Kebiasaan buruk yang terjadi adalah makan sahur sering terlewat karena ketiduran atau sahur hanya dengan nasi dan mi instan saja.
  4. Hindari makan yang berminyak dan berlemak karena justru mempercepat pengosongan lambung dan mudah menjadi cepat lapar.
  5. Hindari makanan yang terlalu manis saat sahur, karena akan memicu hormon insulin berlebihan dan terjadi kondisi hipoglikemi (kadar gula rendah).
  6. Hindari sayuran seperti kubis atau kol karena dapat meningkatkan produksi gas dalam lambung.
Penderita diabetes yang sudah berusia lanjut (diatas 60 tahun) dan atau dengan komplikasi penyakit jantung dan hipertensi juga tidak disarankan untuk berpuasa, namun tidak mutlak dan melihat fakta kondisi fisik dan kesehatannya.
Sedangkan bagi diabetisi pengguna obat oral, perlu dilakukan penyesuaian dosis dan waktu minum obat dengan waktu berpuasa. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan bagi para penderita diabetes yang akan berpuasa menurut dr. Jeffry :
  1. Tidak boleh melewatkan makan saat berbuka dan sahur dengan alasan apapun. Pola makan saat puasa adalah sama dengan pada saat tidak berpuasa. Makan berlebihan saat berbuka dan melewatkan atau hanya makan sahur sekedarnya berbahaya bagi diabetisi karena bisa menyebabkan peningkatan dan penurunan gula darah secara drastis.
  2. Saat berbuka, konsumsilah karbohidrat kompleks seperti nasi merah dengan banyak serat dari sayuran atau buah kurma (bukan manisan kurma). Jangan mengonsumsi karbohidrat sederhana seperti sirup atau kolak manis untuk mencegah lonjakan gula darah.
  3. Saat sahur, tidak disarankan makan sekadarnya seperti hanya mi instan atau sepiring nasi goreng karena bisa berakibat tidak dapat mempertahankan gula darah saat berpuasa. Namun juga tidak disarankan makan sahur berlebihan karena bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang akan membuat Anda merasa lemas seharian.
  4. Pengaturan obat penurun gula atau insulin. Untuk pengguna obat oral, dosis disesuaikan dengan perubahan pola makan saat puasa. Untuk obat dosis sekali sehari, minumlah saat berbuka dengan dosis yang sama. Untuk obat dosis 2 kali sehari, dosis pertama diminum saat berbuka, lalu setengah dari dosis kedua saat sahur. Untuk obat dosis 3 kali sehari, turunkanlah menjadi 2 kali sehari saat berbuka dan sahur. Bagi pengguna suntikan insulin sekali sehari, suntikkan saat berbuka.Untuk dosis suntikan 2 kali sehari, dosis awal diberikan penuh saat berbuka dan setengah dari dosis kedua saat sahur.
Kesimpulannya, berpuasa ternyata tidak hanya sekedar untuk menjalankan ibadah saja tetapi telah terbukti bermanfaat bagi kesehatan. Jadi, selamat menjalankan ibadah puasa dan semoga Anda semakin sehat! (aan)

INFO DARI
Ghiboo.com - Memasuki bulan suci Ramadhan, umat Muslim diharuskan untuk menahan makan dan minum selama 14 jam.
Lalu, bagaimana cara agar tubuh tidak mudah lemes saat berpuasa?
Hindari minuman berkafein dan soda. Ahli medis mengatakan bahwa kafein dalam kopi bertindak sebagai diuretik, yang menyebabkan buang air kecil berlebihan setelah meminumnya dan mengakibatkan dehidrasi. Ketika mengalami dehidrasi, tubuh bisa menjadi lemas, pusing, bahkan pingsan.
Memenuhi kebutuhan cairan. Minum dua liter air mineral setiap hari secara teratur saat sahur, berbuka dan setelah solat taraweh untuk menghindari dehidrasi. Mengurangi minuman manis juga disarankan karena merangsang rasa haus cepat muncul.
Sayuran dan buah. Ingin mengatasi dehidrasi selama ramadhan? Manfaatkan buah dan sayuran kaya air, seperti semangka, melon, tomat dan jeruk. Selain kaya air, buah-buahan juga kaya akan nutrisi yang membantu mencukupi asupan stamina dan energi.
Minum susu. Untuk mencegah dehidrasi pada anak-anak, dapat diberikan susu saat menjelang imsak dan setelah berbuka puasa. Studi di McMaster University menunjukkan bahwa susu membantu kecukupan cairan tubuh, disamping kandungan protein, elektrolit, kalsium dan sebagainya yang bagus untuk kesehatan.


INFO DARI
DREAMERSRADIO.COM - Bulan puasa sebentar lagi tiba. Biasanya saat berpuasa berbagai makanan enak disajikan sebagai hindangan. Namun, penting untuk memilih dan memperhatikan asupan makanan kedalam tubuh saat berpuasa. Karena bila sembarangan makan atau minum bisa berakibat buruk bagi kesehatan. Nah, sebagai persiapan menghadapi bulan ramadhan, simak makanan dan minuman yang perlu dihindari saat berpuasa :
Makanan yang mengandung Keju dan Coklat Berlebih
Hmmm cheese cake dan berbagai makanan berbahan keju dan coklat memang menggoda. Setelah seharian berpuasa makanan manis sangat menggoda. Namun, sebaiknya hindari makanan ini atau jangan dikonsumsi berlebihan. Sebabnya, makanan tersebut sulit dicerna. Karena sulit dicerna maka lambung kita akan lambat untuk memprosesnya. Sehingga perut bisa menjadi kembung.
Kopi
Kopi mengandung kafein yang tinggi. Kafein pada kopi sangat tidak baik untuk lambung kita. Apalagi saat berpuasa lambung kita tidak terisi lebih dari 14 jam. Secara otomatis asam lambung akan meningkat. Kopi sendiri merangsang pengeluaran asam lambung. Produksi asam lambung berlebih akan membuat kita merasa mual.
Makanan Pedas Dan Mengandung Banyak Merica
Makanan pedas selalu menggoda selera makan. Rasa pedas bisa meningkatkan nafsu makan kita. Apalagi setelah seharian berpuasa. Hati-hati mengkonsumsi makanan pedas karena makanan pedas dapat merusak dinding lambung. Karena dinding lambung juga sensitif terhadap pedas.
Permen Karet dan Gorengan
Asam lambung sangat berbahaya bagi tubuh kita. Permen dan gorengan bisa memicu keluarnya asam lambung. Maka hindari memakan permen dan gorengan saat berbuka puasa, Karena saat berpuasa perut sangat sensitif dan asam lambung mudah meningkat.
Itulah beberapa makanan serta minuman yang baiknya tidak dikonsumsi secara belebihan dan dihindari saat berpuasa nanti.

INFO DARI
VISTA – Banyak orang puasa merasakan haus atau badan lemas di siang. Ini bisa jadi akibat makanan yang dikonsumsi saat sahur kurang tepat sehingga tidak mampu memberikan dukungan cairan kepada tubuh yang sedang diajak berpuasa.

Ahli gizi dr. Wisnu Wardhana mengingatkan, saat berpuasa tubuh banyak kehilangan cairan. Untuk itulah, katanya kepada Vista, saat berbuka maupun sahur, konsumsi air putih harus memadai guna menghindari dehidrasi dan memenuhi kebutuhan cairan selama berpuasa.

“Kalau bisa delapan gelas,” ujarnya.

Berikut ini tips sahur sehat bagi yang berpuasa, seperti dituturkan dr. Wisnu Wardhana, agar tubuh tetap bugar walaupun menjalankan puasa.


Konsumsi wajib:


1. Utamakan mengonsumsi air putih secukupnya untuk menghindari dehidrasi dan memenuhi kebutuhan cairan selama berpuasa.
2. Konsumsi vitamin dan minuman elektrolit, misalnya air kelapa, untuk menggantikan elektrolit dalam tubuh selama berpuasa.
3. Makan buah yang banyak mengandung air, seperti semangka. Atau kalau mau praktis, bisa juga mengonsumsi jus buah.
4. Perbanyak konsumsi makanan kaya serat.
5. Konsumsi menu dengan karbohidrat kompleks yang banyak terdapat pada gandum, nasi merah, dan ubi. Jenis makanan yang mengandung karbohidrat kompleks dapat menstabilkan gula darah dan dapat memberikan efek kenyang lebih lama.


Ketika menjalankan ibadah puasa, dia menyarankan untuk menghindari olah raga berat. Alasannya, gerak badan seperti itu membutuhkan energi yang tinggi.

Selain itu, ada juga sejumlah makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari selama sahur, sehingga tidak memberikan dampak buruk pada tubuh saat berpuasa:
Yang harus dihindari:
1. Minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung yakni kopi, minuman beralkohol, sari buah sitrus seperti jeruk yang memberikan kesegaran sesaat, serta susu.
2. Makanan sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan lambung. Misalnya kue tart, coklat, dan keju.
3. Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung, yaitu makanan yang mengandung cuka dan pedas, serta merica dan bumbu yang merangsang.
4. Makanan yang menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan antara lain alkohol, coklat, makanan tinggi lemak, gorengan.
5. Harus dihindari juga, antara lain makan permen. Khususnya permen karet serta merokok karena memicu keluarnya asam tinggi.

Disiplin dengan konsumsi makanan dan minuman saat berpuasa akan membuat Anda tetap bugar.

Bau Mulut
Sebentar lagi umat Islam dari seluruh dunia akan menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Namun ada satu hal yang bisa mengurangi kepercayaan diri sesorang pada saat berpuasa, yaitu bau mulut. Ingin tahu cara mencegahnya?
Bau mulut secara medis disebut juga halitosis disebabkan oleh kebiasaan perawatan gigi yang buruk dan juga merupakan tanda masalah kesehatan lainnya. Bau mulut juga dapat disebabkan oleh jenis makanan yang dikonsumsi dan kebiasaan gaya hidup tidak sehat lainnya.
Kebiasan mengonsumsi makanan atau minuman manis pada saat berbuka puasa dapat menyebabkan nyeri terutama pada gigi berlubang dan berkontribusi pada bau mulut. Untuk menjaga kesegaran napas sepanjang hari dan kesehatan gigi diperlukan langkah-langkah untuk mempersiapkan diri sebelum melaksanakan ibadah puasa. Bau mulut yang kurang sedap akan sangat berpengaruh pada kepercayaan diri saat sedang berkomunikasi dengan orang lain.
Nah, ada 5 hal yang bisa membantu mencegah bau mulut Anda pada saat berpuasa, yaitu :
1. Minumlah air putih yang cukup pada saat sahur dan berbuka, untuk mencegah mulut kering. Salah satu penyebab bau mulut pada saat berpuasa disebabkan oleh mulut mengalami kekeringan akibat kurangnya cairan ludah (saliva).
2. Gosok gigi dan juga lidah Anda secara menyeluruh setelah sahur. Dua sumber utama bau mulut ialah bakteri dan sisa makanan yang membusuk, maka dari itu diperlukan perawatan yang teratur dengan cara menyikat gigi, bisa juga menggunakan dental floss, untuk bisa menjangkau sisa makanan yang terselip diantara gigi.
3. Minumlah teh hijau tanpa gula saat berbuka puasa, kerena teh hijau diketahui memiliki kandungan zat polyphenol yang dapat membantu membunuh bakteri yang menyebabkan bau mulut.
4. Kurangi makanan yang mengandung banyak gula, kerena makanan manis bisa menyebabkan nyeri pada gigi berlubang sehingga dapat menimbulkan bau mulut.
5. Hindari makanan yang yang bisa memicu bau mulut seperti misalnya cokelat. Cokelat adalah makanan yang bersifat diuretik (merangsang pengeluaran urin). Akibatnya, mulut akan cepat mengalami kekeringan.

 INFO DARI
Ghiboo.com - Saat berpuasa, masalah bau mulut sering kali dialami banyak orang. Hal ini wajar karena saat berpuasa terjadi penurunan produksi air liur.

Demi menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut selama berpuasa, Drg. Ratu Mirah Afifah GCClindent, MDSc, dokter gigi dan Professional Relationship Manager Oral Care, PT Unilever Indonesia, Tbk, membocorkan rahasianya.

"Karena bulan puasa, terjadi sedikit perubahan waktu dan jumlah sikat gigi. Jika biasanya sikat gigi dua kali sehari, kali ini ditambah menjadi tiga kali sehari," jelas Drg. Mirah saat pembukaan Pepsodent Dental Expert Center (PDEC) di Gandaria City beberapa waktu.

1. Sikat gigi sehabis sahur, sikat pula permukaan lidah karena lidah merupakan tempat bakteri berkumpul.

2. Setelah berbuka puasa juga disarankan agar mulut terasa lebih segar sebelum menjalankan ibadah solat taraweh.

3. Malam sebelum tidur, karena biasanya sehabis taraweh kita akan makan lagi dan sikat gigi sebelum tidur membantu membunuh bakteri-bakteri dalam mulut.



TRIBUNNEWS.COM - DIARE, kembung, dan rasa perih pada lambung kerap dirasakan tiap orang berpuasa karena keteledoran mengonsumsi makanan saat sahur. Padahal, pilihan makanan pada sahur saat berpengaruh pada aktivitas dan metabolisme tubuh selama puasa.

Rosihan Anwar SGz, dosen di Kemenkes Banjarmasin, mengingatkan agar jenis dan kualitas asupan makanan di saat sahur. Menjaga kualitas makanan saat sahur.

Jangan makan hidangan malam yang kemudian dipanaskan lagi pagi harinya karena kualitas makanannya jadi tidak fresh dan dikhawatirkan terkena bakteri atau bahan lain penyebab diare.

"Saat sahur boleh mengonsumsi hidangan malam yang dipanaskan, asal makanan itu dibuat pada malam hari, bukan pada siang harinya. Sehingga  bukan makanan yang dipanaskan dua kali, dan kualitas makanannya tetap terjaga," kata Rosihan.

Cermat dalam  memilh jenis makanan juga penting diperhatikan. Sebaiknya saat sahur jangan makan makanan yang mengandung lemak. Karena makanan berlemak membuat proses pencernaannya panjang dan juga sangat tidak dianjurkan untuk menyantap makanan berkadar lemak tinggi saat sahur kemudian diakhiri dengan tidur.

"Batasi minuman teh dan kopi. Kalau minum kopi bisa menyebabkan buang air kecil jadi terus-terusan. Sementara kita akan berpuasa selama 12 jam ke depan. Sebaiknya, konsumsi kopi dilakukan saat berbuka, bukan saat makan sahur," katanya.

Untuk memperlancar buang air besar saat sahur, dapat diganti dengan mengonsumsi buah dan sayur. Juga dianjurkan agar tiap orang yang berpuasa untuk meminum susu.

Minuman ini sangat penting dikonsumsi saat sahur karena mengandung lemak dan kalsium untuk penambah tenaga.

Di samping itu juga harus menjaga agar makanan jangan sampai tercemar atau terkena serangga. Pastikan air minum kita selalu dimasak dan hindari mengonsumsi es berlebihan karena es juga bisa menyebabkan diare.

INFO DARI YAHOO
Agama Islam memberikan pengecualian untuk wanita menyusui di bulan Ramadan. Mereka diperkenankan untuk tidak menjalankan ibadah puasa, namun tetap harus menggantinya melalui dua cara, yaitu mengganti dengan puasa di luar Ramadan atau membayar fidyah (barang penebus).

Dibolehkan tidak berpuasa bukan berarti dilarang berpuasa. Tentu saja banyak juga ibu menyusui yang memilih ikut menjalankan ibadah puasa selama Ramadan. Namun apa pengaruhnya dari segi kesehatan?

Ahli gizi Christine Natalie menyarankan sebaiknya tidak usah berpuasa jika ibu yang sedang menyusui itu memang merasa tidak sehat atau terganggu. Ini demi kebaikan ibu dan bayinya yang sedang disusui. “Tapi jika memang merasa sehat, silakan berpuasa,” tuturnya.

Menurut dia, hingga saat ini belum ada dampak negatif bagi seorang ibu yang menyusui saat menjalankan puasa. Tentu saja sepanjang hal itu dijalankan dalam kondisi tidak lemas dan asupan tetap terjaga. “Sebab saat berpuasa komposisi zat gizi pada ASI tidak akan berubah,” ujarnya.

Jika memang ibu yang sedang menyusui tetap ingin berpuasa di saat Ramadan, Christine menyarankan agar tetap makan tiga kali sehari. Yakni saat berbuka, selepas tarawih, dan sahur. Selain itu, pola gizinya harus seimbang, dengan tetap memperbanyak cairan yang masuk ke dalam tubuh. “Jangan lupa juga, istirahat harus mencukupi,” lanjutnya.

Dia juga mengungkapkan bahwa untuk menambah protein, sebaiknya saat makan ditambah dengan suplemen berupa jus buah, susu, atau madu.

Di tempat terpisah, Abas Jauhari, dosen di Universitas Islam Negeri menjelaskan, kondisi kesehatan atau alasan medis bisa dijadikan illat (motif penetapan hukum) diperbolehkannya ibu yang menyusui untuk tidak berpuasa. “Jadi agama memang memperkenankan,” katanya.

Karena itu, kata dia, penilaian kedokteran atau medis dalam hal puasanya ibu menyusui menjadi sangat penting. Jika memang mengganggu atau bisa mendatangkan dampak buruk terhadap kesehatannya maupun kesehatan bayinya, bisa jadi dasar tidak berpuasa.

Kendati demikian, sesuai ajaran agama, puasanya harus diganti di luar bulan Ramadan, seperti dilakukan oleh orang yang tidak mampu menjalankan puasa akibat larangan lain.
Bisa juga, lanjut Abas yang juga bekerja di Departemen Agama itu, diganti dengan membayar fidyah. “Yakni memberi makan fakir miskin sebagai pengganti tidak berpuasa,” katanya.
Ketentuan minimumnya adalah dengan menghitung jumlah puasa yang ditinggalkan. Jika satu hari, maka penebusnya diberikan kepada satu fakir miskin. Begitu seterusnya.

Sedangkan seberapa besar yang harus diberikan, katanya, soal fikih seperti ini banyak perbedaan pendapat. “Bisa juga ukurannya sesuai dengan kebiasaan atau selayaknya yang kita makan. Jangan dikurangi,” ungkapnya.

Abas menjelaskan, cara membayar fidyah ini bisa dilakukan setiap hari selama bulan Ramadan selepas waktu berbuka, bisa juga dikumpulkan di satu hari usai Ramadan. Agama juga memperkenankan memberikan makanan yang belum dimasak, misalnya berupa beras serta lauk-pauknya.

Namun Abas juga mengingatkan bahwa membayar fidyah  tidak bisa digantikan dengan uang dalam jumlah tertentu. Jadi bentuknya adalah kebutuhan pokok. “Seandainya mau mengganti dengan puasa sebanyak yang ditinggalkan, itu lebih baik,” katanya.

INFO DARI
Ghiboo.com - Bulan Ramadhan sudah datang. Saatnya kewajiban puasa sebulan penuh dilaksanakan.

Bagi kesehatan, puasa itu baik. Sayangnya, masih banyak diantara kita yang salah mengatur pola makan saat berbuka dan sahur.

Ahli gizi klinis, dr. Samuel Oetoro, SpGK, menyarankan agar tetap mengonsumsi makanan sehat selama berpuasa.
"Rumusnya adalah 4J: jumlah, jadwal, jenis dan jurus masak," jelasnya.

Dokter yang bekerja di MRCC Siloam Hospital Semanggi, Jakarta, ini pun memberikan beberapa tip dan pola makan yang benar selama bulan puasa.

1. Jadwal

Tentu saja selama berpuasa terjadi perubahan jadwal makan. Dari biasanya tiga kali sehari, kini hanya dua kali sehari, yaitu saat sahur dan buka. Dokter Samuel mengajak kita agar pintar menyiasatinya.

"Pilih makanan saat sahur yang bisa bertahan lama di tubuh dan menjaga kadar gula darah tetap stabil. Jangan menyantap makanan yang memicu kadar gula darah cepat turun karena menyebabkan timbulnya rasa lapar lebih cepat," jelasnya.

2. Jumlah

Jumlah makanan yang kita santap saat sahur harus sama seperti saat kita makan di hari biasa. Saat melek untuk makan sahur, pilihlah makanan lengkap yang terdiri dari nasi, sumber protein dan lemak yang lengkap.

3. Jurus memasak

Nutrisi dari setiap makanan bisa diketahui dari cara masak. Selama puasa, kebanyakan orang asal memilih makanan asalkan kenyang. Padahal jika tahu triknya, makanan akan sangat membantu tubuh agar tidak mudah lapar, lemah, letih dan lesu.

"Jangan banyak makan makanan gorengan dan terlalu banyak protein karena bisa bikin cepat haus. Pilih karbohidrat kompleks, yaitu nasi merah, yang membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil," ungkapnya.

4. Jenis

Dokter Samuel juga menyarankan untuk memasukkan sumber gula 10 menit menjelang imsak. Tapi, jangan masukkan gula kompleks atau makanan serba manis. Makanlah buah atau sayur yang mengandung karbohidrat dan berserat.

"Buahnya langsung dikunyah atau diblender, bukan di jus. Karbohidrat dalam buah akan diserap tubuh secara perlahan dan turun pelan-pelan sehingga serat ini membantu menjaga gula darah tetap stabil dan tidak bikin cepat lapar. Sesudahnya, minum air putih minimal empat gelas agar tidak dehidrasi," jelasnya.


Hampir 14 jam berpuasa, akhirnya tiba saatnya berbuka. Karena kadar gula darah sudah sangat rendah, maka segeralah berbuka dengan yang manis. Eits, bukan kolak, sirup, teh atau es buah. Pilih manis yang sehat, yaitu jus buah.

"Kalau pas sahur buahnya dikunyah, pas buka buahnya di jus, karena tidak ada seratnya. Pilih buah yang banyak airnya, seperti semangka, melon atau jeruk. Jus cuma mengandung air dan sangat dibutuhkan karena selama berpuasa kadar air dalam tubuh rendah," jelasnya.

Lanjut dengan sholat magrib. Sesudah sholat, Anda boleh makan lengkap seperti saat sahur. Kemudian solat taraweh. Pulangnya, boleh makan makanan mengandung karbohidrat kompleks untuk mengisi otot dan menjadi cadangan karbohidrat untuk puasa esok hari.

INFO DARI YAHOO
Olahraga bukan kegiatan yang dilarang saat berpuasa. Tapi kapan waktu yang tepat harus menjadi pertimbangan penting. Begitu juga dengan teknik dan jenis olahraga yang dilakoni.

Sejatinya, menurut ahli kesehatan dr Emmanuel Ventri, tidak ada pantangan berolahraga saat berpuasa. Gerak raga saat puasa justru membuat tubuh tetap bugar dan fit. Namun demikian aktivitas tersebut tetap harus memperhatikan faktor risiko dehidrasi (kekurangan cairan tubuh).

Karena itu dia menyarankan, olah raga sebaiknya dilakukan 1 sampai 1,5 jam sebelum berbuka.  “Begitu berbuka, cairan atau keringat yang dikeluarkan tubuh saat berolah raga segera tergantikan. Segera minum setelah berlatih juga dapat menurunkan kembali suhu badan yang meningkat ketika berolah raga,” jelas Emmanuel.

Secara prinsip, Emanuel menjelaskan, puasa memberikan manfaat secara biopsikososial. Yakni, sehat jasmani, rohani dan sosial. Sementara olah raga merupakan serangkaian gerak raga secara teratur dan terencana untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak.

“Seperti halnya makan, gerak (olahraga) merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya terus menerus. Artinya olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan tidak dapat ditinggalkan,” kata Emmanuel.

Di tempat berbeda, dr Grace Tumbelaka, spesialis kedokteran olahraga sependapat dengan prinsip itu. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah rambu-rambu berolah raga selama puasa, seperti risiko dehidrasi tadi.

Bila tidak ada masalah dengan jantung, Grace menyarankan, lakukan olah raga dengan intensitas sedang, yaitu 60-80 persen dari denyut jantung maksimal. Ada baiknya pula olahraga dilakukan di tempat sejuk supaya tidak dehidrasi.

Jenis olahraga yang direkomendasikan meliputi jogging ringan, aerobik low impact, yoga, taichi, atau bersepeda. “Pada prinsipnya lakukan olah raga yang bersifat meningkatkan kebugaran dan daya tahan buat paru-paru. Olah raga seperti jogging, bersepeda, aerobik, mudah terukur intensitasnya,” kata Grace.

Mengenai lamanya waktu berolah raga, menurut Grace, sangat tergantung pada kemampuan masing-masing orang. “Yang penting jangan lupa, 20-30 menit latihan inti harus didahului pemanasan antara 5-10 menit. Kemudian ada proses pendinginan selama 10 menit, di mana di dalamnya terdapat peregangan,” ujarnya.

Sebagai contoh, kalau berolah raga dengan treadmill sekitar 20-30 menit, ditambah pemanasan serta persiapannya bisa memakan waktu 45 menit-1 jam.

Untuk mencegah dehidrasi berlebihan saat berolahraga dalam kondisi puasa, Grace menyarankan perlunya menerapkan rumus olahraga FITT (frekuensi, intensitas, time, dan type) yakni:

Frekuensi:
Lakukan antara 3-5 kali/minggu
Intensitas: 60-80 persen dari denyut jantung maksimal (Intensitas rendah-sedang, cukup berkeringat saja dan tidak bercucuran).
Time: 20-30 menit, namun sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan.
Type: Pilihlah olah raga untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru, seperti aerobic low impact, jalan, jogging ringan, bersepeda, taichi, yoga.


TRIBUNNEWS.COM - Tidur setelah sahur memang tidak haram. Namun, dari sisi ilmu gizi dan kesehatan tidur setelah makan sangat tidak dianjurkan bahkan dalam kategori dilarang karena dampak buruknya sangat banyak.
Pramono, ahli gizi dari Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin dalam tulisannya kepada Tribunnews.com mengatakan dampaknya antara lain perut akan jadi buncit karena saat tidur tubuh jadi hemat energi dan secara otomatis lemak akan mudah tertimbun di perut kita.
Juga akan terjadi refluks, karena makanan belum dicerna maka bisa berbalik dari lambung ke kerongkongan (atau biasa disebut refluks) karena pengaruh gravitasi akibat kita tidur.
"Jika terjadi refluks maka asam lambung akan naik dan melukai kerongkongan. Karena mengalami luka, kerongkongan akan terasa panas seperti terbakar, dan mulut pun terasa pahit," tulis Pramono.
Normalnya isi lambung/maag akan kosong kembali sekitar dua jam setelah kita makan, tapi kalau posisi tubuh kita berada pada posisi baring, maka proses pengosongan lambung/maag akan terhambat/terlambat. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya gangguan pencernaan seperti mencret atau sembelit tergantung bahan makanan yang kita makan.
Meningkatnya resiko terkena stroke juga bisa saja terjadi kalau kita tidur setelah sahur. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa orang yang memiliki jeda paling lama antara makan dan tidur mempunyai risiko terendah untuk mengalami stroke.
Jika seandainya kita masih ingin tidur setelah makan sahur atur saja minimal 2 jam setelah makan sahur baru tidur.
Tak heran jika  banyak ulama berpendapat bahwa tidur setelah makan sahur sebaiknya tidak di lakukan .
Nabi Muhammad SAW telah memberika tuntunan bahwa makan sahur jangan ditinggalkan dan dianjurkan untuk diakhirkan waktunya jadi sampai menjelang subuh atau waktu imsyak sehingga secara logika maka setelah sahur maka langsung dilanjutkan ibadah Sholat Subuh dan jika setelah sholat subuh dilanjutkan dengan wirid yang cukup panjang maka matahari telah terbit dan sudah waktunya untuk bekerja.
Rasulullah SAW tidak langsung tidur setelah makan. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna.
Caranya bisa juga dengan shalat. Rasulullah SAW bersabda,"Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah SWT dan shalat, serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras."(HR Abu Nu'aim dari Aisyah r.a.).
Nah, masih nekad tidur setelah sahur?

Tidak ada komentar: