Rabu, 08 Agustus 2012

Abu Bakar Ash-Shiddiq

Khalifah Islam Ke-1Abu Bakar
Khalifah Ar-Rasyidin
Lahir Abdullah bin Abi Quhaifah
Mekkah, Jazirah Arab (Sekarang Saudi Arabia)
Meninggal 23 Agustus 634
Tempat peristirahatan Madinah, Jazirah Arab
Nama panggilan 'Abu Bakar Ash-Shiddiq'
Dikenal karena Sahabat Nabi Muhammad
Agama Islam
Abu Bakar (bahasa Arab: أبو بكر الصديق, Abu Bakr ash-Shiddiq) (lahir: 572 - wafat: 23 Agustus 634/21 Jumadil Akhir 13 H) termasuk di antara mereka yang paling awal memeluk Islam. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar menjadi khalifah Islam yang pertama pada tahun 632 hingga tahun 634 M. Lahir dengan nama Abdullah bin Abi Quhafah, ia adalah satu di antara empat khalifah yang diberi gelar Khulafaur Rasyidin atau khalifah yang diberi petunjuk. .

Abu Bakar Ash-Shidiq Nama lengkapnya adalah 'Abd Allah ibn 'Utsman bin Amir bi Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr al-Quraishi at-Tamimi'. Bertemu nasabnya dengan nabi SAW pada kakeknya Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai. Dan ibu dari abu Bakar adalah Ummu al-Khair salma binti Shakhr bin Amir bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah bani Taim.
Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad. Nama yang sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hamba Ka'bah'), yang kemudian diubah oleh Muhammad menjadi Abdullah (artinya 'hamba Allah'). Muhammad memberinya gelar Ash-Shiddiq (artinya 'yang berkata benar') setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Miraj yang diceritakan oleh Muhammad kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan nama "Abu Bakar ash-Shiddiq".

Kehidupan sebelum Muhammad

Abu Bakar dilahirkan di kota Mekah dari keturunan Bani Tamim (Attamimi), sub-suku bangsa Quraisy. Beberapa sejarawan Islam mencatat ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar, serta dipercaya sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi.

Era bersama Nabi

Ketika Muhammad menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, ia pindah dan hidup bersama Abu Bakar. Saat itu Muhammad menjadi tetangga Abu Bakar. Sama seperti rumah Khadijah, rumahnya juga bertingkat dua dan mewah[rujukan?]. Sejak saat itu mereka berkenalan satu sama lainnya. Mereka berdua berusia sama, pedagang dan ahli berdagang.

Memeluk Islam

Dalam kitab Hayatussahabah, bab Dakwah Muhammad kepada perorangan, dituliskan bahwa Abu bakar masuk Islam setelah diajak oleh Nabi[1] Abubakar kemudian [dakwah|mendakwahkan] ajaran Islam kepada Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqas dan beberapa tokoh penting dalam Islam lainnya.
Istrinya Qutaylah binti Abdul Uzza tidak menerima Islam sebagai agama sehingga Abu Bakar menceraikannya. Istrinya yang lain, Um Ruman, menjadi Muslimah. Juga semua anaknya kecuali 'Abd Rahman bin Abu Bakar, sehingga ia dan 'Abd Rahman berpisah.

Penyiksaan oleh Quraisy

Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan.
Ketika peristiwa Hijrah, saat Nabi Muhammad SAW pindah ke Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang menemaninya. Abu Bakar juga terikat dengan Nabi Muhammad secara kekeluargaan. Anak perempuannya, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah.

Menjadi Khalifah

Selama masa sakit Rasulullah SAW saat menjelang ajalnya, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menjadi imam salat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Segera setelah kematiannya, dilakukan musyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam pada tahun ((632)) M.
Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan. Penunjukan Abu Bakar sebagai khalifah adalah subyek kontroversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, dimana umat Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan Syi'ah. Di satu sisi kaum Syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib (menantu nabi Muhammad) yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah SAW sendiri sementara kaum sunni berpendapat bahwa Rasulullah SAW menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen bahwa Muhammad mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin.sementara muslim syi'ah berpendapat bahwa nabi dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan, minum, tidur, dll, tidak pernah meninggal umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat terahir. Banyak hadits yang menjadi rujukan dari kaum Sunni maupun Syi'ah tentang siapa khalifah sepeninggal Rasulullah saw, serta jumlah pemimpin islam yang dua belas. Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya (berbai'at) kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar bin Khattab dan Usman bin Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara kaum syi'ah menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara pro forma, mengingat ia berbaiat setelah sepeninggal Fatimah istrinya yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.

Perang Ridda

Segera setelah suksesi Abu Bakar, beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas komunitas dan negara Islam saat itu muncul. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa di antaranya menolak membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala. Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad SAW dan dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama perang Ridda. Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi "Ibnu Habib al-Hanafi" yang lebih dikenal dengan nama Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad SAW. Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.

Ekspedisi ke utara

Setelah menstabilkan keadaan internal dan secara penuh menguasai Arab, Abu Bakar memerintahkan para jenderal Islam melawan kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Sassanid. Khalid bin Walid menaklukkan Irak dengan mudah sementara ekspedisi ke Suriah juga meraih sukses.

Qur'an

Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda, banyak penghafal Al Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Umar lantas meminta Abu Bakar untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an. oleh sebuah tim yang diketuai oleh sahabat Zaid bin Tsabit, mulailah dikumpulkan lembaran-lembaran Al-quran dari para penghafal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya,setelah lengkap penulisan ini maka kemudian disimpan oleh Abu Bakar. setelah Abu Bakar meninggal maka disimpan oleh Umar bin Khaththab dan kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad SAW. Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al Qur'an yang dikenal saat ini.

Kematian

Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah karena sakit yang dideritanya pada usia 61 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah putrinya Aisyah di dekat masjid Nabawi, di samping makam Nabi Muhammad.

Referensi

  1. ^ Dakwahnya Nabi saw kepada Abubakar,Malaulana Yusufrah,menulis, Diriwayatkan oleh Abu Hasan Al-Athrabulusi ,sebagaimana disebutkan dalam Al-Bidayah .3/29 dari Aisyah r.ha,ia berkata_Sejak zaman jahiliyah ,Abubakar adalah kawan Rasulullah saw. Pada suatu hari ,dia hendak menemui Rosulullah saw,ketika bertemu dengan Rosulullah saw ,dia berkata_Wahai Abul Qosim(panggilan Nabi), ada apa denganmu ,sehingga engkau tidak terlihat di majelis kaummu dan orang -orang menuduh bahwa engkau telah berkata buruk tentang nenek moyangmu dan lain lain lagi?,Rasulullah saw bersabda, sesungguhnya aku adalah utusan Allah swt dan aku mengajak kamu kepada Allah swt.,setelah selesai Rosulullah saw berbicara ,Abu Bakar pun langsung masuk Islam.Melihat keislamannya itu beliau gembira sekali ,tidak ada seorangpun yang ada di antara kedua gunung di Mekkah yang merasa gembira melebihi kegembiraan beliau.Kemudian Abubakar menemui Utsman bin Affan,Thalhah bin Ubaidillah,Zubair bin Awwam,dan Saad bin Abi Waqas r.hum,mengajak mereka untuk masuk Islam.Lalu,merekapun masuk Islam.Hari berikutnya Abu bakar menemui Utsman bin Mazhum,Abu Ubaidah bin Jarrah,Abdurarahman bin Auf,Abu Salamah bin Abdul Saad,dan Arqam bin Abil Arqam r.hum,juga mengajak mereka untuk masuk Islam,dan mereka semua juga masuk Islam. 

KHALIFAH ABUBAKAR ASSIDDIQ
oleh Ustaz Syed Hasan Alatas
Setelah saidina Abu Bakar dipilih sebagai Khalifah Rasulallah s.a.w. maka beliau menyampaikan ucapannya yang pertama kepada orang ramai:
  "…..Saudara-saudara sekalian,  saya sudah terpilih untuk memimpin kamu semua, dan saya bukanlah orang yang terbaik diantara kamu sekalian. Kalau saya berlaku baik bantulah saya, kalau anda sekalian melihat saya salah, maka luruskanlah. Kebenaran adalah suatu amanah, dan dusta adalah  pengkhianatan.  
Orang yang lemah diantara kamu adalah kuat dipandangan  saya, sesudah haknya saya berikan kepadanya, Insya Allah. Orang yang kuat diantara kamu adalah lemah dipandangan saya ,  sehingga saya terpaksa menarik kembali hak daripadanya, Insya Allah ! Janganlah ada seseorang dari anda sekalian yang mau meninggalkan jihad.
 Apabila sesuatu kaum telah meninggalkan jihad (perjuangan dijalan Allah), maka Allah akan menimpakan kehinaan kepadanya. 
Apabila kejahatan sudah meluas pada sesuatu golongan, maka Allah akan menyebarkan bencana kepada mereka. 
Ikutlah saya selama saya taat kepada perintah Allah dan RasulNya. Tetapi apabila saya melanggar (perintah) Allah dan RasulNya maka tidak wajib anda sekalian mentaati saya. Marilah kita solat, semoga Allah memberi Rahmat kepada anda sekalian." 
   Saidina Abubakar Assiddiq telah banyak jasanya  terhadap Islam dan Ummatnya. Antaranya beliau telah ikut bersama Nabi s.a.w. berhijrah ke Madinah, dan beliau telah berjaya menyelamatkan Negara Islam dari kehancuran desebabkan ramai yang telah berpaling tadah dan memberontak, setelah mereka mengetahui Nabi Mohammad s.a.w. telah wafat. 
Saidina Abubakar juga telah berjasa besar dalam mengumpulkan ayat-ayat al-Quran, yang pada mulanya ditulis dipelepah kurma, tulang-tulang, kulit-kulit, dan ramai pula yang menghafalnya. Pengumpulan kitab suci al-Quran disusun demikian rupa sesuai dengan  petunjuk yang telah diberikan dizaman  hayat Nabi s.a.w.  
Saidina Abubakar Assiddiq telah menghantar tentara Islam memerangi orang-orang yang murtad, memerangi orang-orang enggan membayar zakat, dan memerangi nabi-nabi palsu.    
Beliau juga telah berjaya mengajak ummat manusia ke jalah Allah dan terhadap mereka yang enggan diberikan pilihan, jika tak mahu masuk Islam mereka masih juga dilindungi dengan membayar sedikit cukai perlindungan (jizyah), jika masih enggan juga maka mereka seperti ini terpaksalah ditindak (diperangi). 
Meskipun demikian sebelumnya saidina Abubakar terlebih dahulu menasihati tentara Islam mengikut jejak amal perbuatan yang dilakukan oleh Nabi s.a.w. antara lain beliau berpesan :
  "Wahai tentara semuanya, perhatikanlah ! Jangan menipu atau membohongi orang lain. Jangan menganiaya atau menyiksa orang. Jangan membunuh orang-orang tua, anak-anak atau orang perempuan. 
Jangan membakar pohon kurma. Jangan menebang pohon buah-buahan yang lain. Jangan menyembelih kambing atau sapi atau unta kecuali untuk makanan yang dimestikan. 
Satu ketika kamu akan sampai ke tempat-tempat orang yang telah meninggalkan keduniaan, mereka masuk kedalam biara-biara untuk mengasingkan diri dari masyarakat ramai, jangan kamu sampai mengganggu mereka. Biarkanlah mereka beribadah mengikut kepercayaan mereka."  
Hal ini sesuai dengan firman Allah yang bermaksud :  "Perangilah di jalan Allah mereka yang memerangi kamu, tetapi janganlah melampau batas, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang melanggar batas." (Quran, 2: 190)   
Alhamdulillah berkat usaha gigih dan diikuti dengan ajaran Islam yang benar dan adil terhadap siapa saja, maka pengaruh Islam tambah luas sehingga kerajaan Rome dan Parsi dapat dikuasai.
Khalifah Abubakar bin Abi Quhafah dengan gelaran Abubakar Assiddiq, telah memerintah selama 2 tahun 3 bulan, dengan pemerintah pusatnya di Madinah. 
Beliau wafat pada 22hb Ogos 634 M. dalam usia 63 tahun, disebabkan mengidap demam panas selama 15 hari. Dikebumikan berhampiran dengan tanah perkubuaran Nabi s.a.w. di Madinah. 
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
tidak ada
Khulafaur Rasyidin
(632661)
Digantikan oleh:
Umar bin Khattab

Tidak ada komentar: