Minggu, 25 Desember 2011

Bangun Disiplin Anak Lewat Hadiah dan Hukuman Kenakalan anak sejatinya adalah indikator kepintaran.

Pengasuhan anak menyimpan suka duka. Melenyapkan lelah seketika saat melihat tingkah lucu anak yang menggemaskan. Namun, tak jarang membuat pusing tujuh keliling saat anak rewel.

Tak perlu merasa tertekan dengan kenakalan anak. Kenakalan sejatinya adalah indikator kepintaran. Yang Anda perlukan hanya mengarahkan kenakalan anak sebagai media untuk belajar.

Kenakalan anak tercipta karena rasa keingintahuannya yang besar. Karenanya, penting mendampingi anak dalam tumbuh kembangnya. Tak hanya ibu, peran ayah juga memiliki peran yang sangat penting.

Pasangan Ari Wibowo dan Inge merasakan pentingnya keterlibatan orangtua dalam perkembangan anak. "Dalam mengasuh anak, sebelum memutuskan sesuatu kita harus berdiskusi terlebih dulu, dan harus sepakat dalam memutuskan," ujarnya.

Menurut mereka, itu penting. Selain mempererat tali pernikahan, juga membuat anak nyaman dengan peraturan di rumah. "Jangan sampai mereka bingung. Kata mama boleh, kok kata papa enggak boleh."

Bagi Arie dan Inge, kenakalan anak adalah hal yang wajar, dan merupakan langkah awal untuk mengarahkan mereka ke arah yang lebih positif.

Mereka menerapkan positive enforcement kepada kedua anaknya, Kenzo, 3, dan Marko, 2. Ada sistem reward dan punishment. "Kalau hari ini dia baik, kita kasih bintang. Setelah terkumpul 10 bintang, kita kasih
hadiah yang dia inginkan seperti popcorn atau permen jelly."

Akan ada hukuman jika mereka nakal. "Kita ada kursi merah. Kalau nakal, mereka harus duduk di sana selama 10 menit dan tidak boleh melakukan apapun, termasuk menonton televisi."

Hukuman ini hanya sebagai bentuk ancaman positif agar anak-anak tidak melakukan kenakalan yang terlewat batas. "Agar mereka tahu ada konsekuensi jika mereka nakal. Untungnya, baik Kenzo ataupun Marko belum pernah duduk di sana," ujarnya.

Tak hanya pendidikan di dalam rumah. Ari dan Inge pun merasakan pentingnya pendidikan preschool untuk membentuk kepribadian dan kreativitas anak. "Di sekolah mereka memang masih main-main, tetapi mereka bermain sembari diarahkan. Jadi, mereka bisa belajar toleransi dan saling berbagi."

Sama halnya dengan pasangan Ari Wibowo dan Inge, Novita Angie pun dikenal disiplin dalam mengasuh anak. Selain menerapkan reward dan punishment, ia juga menyekolahkan anak-anaknya di preschool demi membangun disiplin.

"Jika mereka nakal, ada hukuman buat mereka seperti tidak boleh nonton televisi atau main. Kalau nangis ya tetap saja hukuman akan terus berjalan. Mereka nantinya akan terbiasa dan berpikir, kalau saya
nakal, ini konsekuensi yang akan saya dapatkan," ujar Angie.

Tidak ada komentar: