Senin, 29 Oktober 2012

Rahasia Mempertahankan Pernikahan

Oleh Jenny Tiegs, galtime.com

Danny Devito dan Rhea Perlman telah berpisah setelah 30 tahun menikah. Mengapa itu rasanya sangat menyedihkan? Mungkin karena kita sudah terlalu terbiasa melihat hubungan ala Kim Kardashian. Berikut adalah cara mengesampingkan berita menyedihkan tentang perpisahan dan fokus mempertahankan pernikahan dengan pasangan Anda selama 50 tahun (atau lebih).

Bertahan hidup

Ini mungkin terdengar seperti sebuah jawaban diplomatis, tapi ini benar. Lihat diri Anda dengan baik dan sadari bahwa Anda tidak berusia 20 tahun lagi dan Anda harus menjaga kesehatan agar bisa menjalani pernikahan 50 tahun pernikahan.

Joe Hewitt, pensiunan pendeta, mediator, dan sudah menjalani pernikahan selama 50 tahun menjawab secara gamblang ketika ditanya bagaimana mempertahankan pernikahannya.

“Untuk mempertahankan pernikahan hingga 50 tahun, pertama, pasangan suami-istri harus tetap hidup.” Buatlah pilihan dan keputusan yang menyehatkan untuk Anda, pasangan, dan keluarga.

Luangkan waktu berkomunikasi
Hidup memang sibuk bagi semua orang, tapi penting untuk pernikahan Anda meluangkan waktu setiap harinya dan berkomunikasi dengan pasangan. Christina Steinorth adalah seorang ahli psikoterapi bersertifikat dan pengarang yang tinggal di Santa Barbara, California dan yakin 30 menit adalah waktu yang dibutuhkan untuk tetap terhubung dengan pasangan.

“Dengan semua interupsi yang dialami pasangan karena pekerjaan, anak, dan smartphone, mudah sekali kehilangan komunikasi dengan satu sama lain selama bertahun-tahun, hanya untuk menyadari 5-10 tahun ke depan Anda tidak memiliki kesamaan lagi.”

Jika Anda tidak bisa melakukan komunikasi yang baik dalam waktu 90 menit, Steinorth menyarankan agar berbicara selama 15 menit. Bukan pembicaraan serius yang membutuhkan tisu — hanya diperlukan percakapan yang sederhana. “Cerita tentang keseharian Anda, buatlah rencana untuk akhir pekan atau cerita tentang hal-hal terkini yang menjadi topik perbincangan hangat,” saran Steinorth — semua itu untuk membangun dan mempertahankan sebuah hubungan yang kuat.

Terapi pasangan
Semua yang kita miliki membutuhkan perawatan: mobil, gigi, bahkan teknologi juga perlu diperbaharui. Jadi mengapa kita tidak melakukan hal sama untuk sebuah pernikahan? Dr. Carletta Perry, seorang profesor psikologi, terapis dan penasehat kehidupan dan pasangan, mengatakan pasangan tidak perlu takut mengikuti konseling, sebuah pelatihan atau terapi pasangan yang menyenangkan.

“Terapi bisa memberikan Anda gambaran pihak ketiga tentang masalah yang Anda bicarakan saat pagi hari,” tuturnya. Latihan ini akan membantu Anda belajar hal yang baik untuk hubungan, mengajarkan hal baru kepada Anda tentang bagaimana menjadi pasangan yang lebih kuat atau belajar bagaimana bersenang-senang dengan pasangan.

Yang paling penting, berpartisipasi dalam terapi pasangan juga bisa meyakinkan kalau Anda tidak sendiri, tutur Dr. Perry. “Semua orang memiliki masalah...bahkan juga dialami pasangan yang menurut Anda sempurna.”

Kapan harus bicara, kapan harus diam

Penasihat hubungan bersertifikat Yvone Chase mengatakan kunci pernikahan orangtuanya adalah terampil dalam merespon dengan kata-kata dan diam. Ibunda Chase mengatakan kepadanya, “Kau tidak harus merespon semua hal yang kau alami dalam pernikahan.  Berhentilah mempermasalahkan hal-hal kecil. Memang kenapa kalau dia tidak menutup odol gigi? Itu bukan hal penting. Ketahui kapan harus bicara dan kapan harus diam.”
Chase juga memberikan refleksi dari Gandhi: Jadilah perubahan yang ingin kita lihat.
“Ubah diri Anda. Jangan buang-buang waktu mencoba mengubah pasangan. Itu usaha sia-sia. Mulai dari diri Anda dan hal tersebut akan membawa perubahan yang Anda inginkan terjadi dalam pernikahan.”

Bertengkar!
Kita pernah mendengar itu sebelumnya. Pasangan yang bahagia memerlukan penyegaran – dan menemukan solusi ketidakpuasan mereka.

“Pasangan yang tidak pernah bertengkar sama sekali sebenarnya lebih rentan mengalami perceraian dari pada yang terlibat pertengkaran, tapi lakukan itu secara produktif,” ujar Jennifer Soos, seorang terapis keluarga dan pernikahan di San Antonio, Texas.

Pasangan yang berbahagia menemukan cara mengatasi masalah mereka dengan sebuah langkah yang baik dan benar. Untuk melakukan ini, Anda harus mengatahui “peraturan pertengkaran.” Diawali dengan percakapan yang halus dan jangan dengan kata-kata yang menyakitkan. Anda juga harus mengetahui kapan harus diam jika emosi Anda sudah tidak terkendali.

Waktu selama 90 menit bisa membuat perbedaan ketika emosi semakin meningkat, jadi pergilah dan kembali ketika Anda sudah tenang. Dan terakhir, jangan terlalu ekstrem saat mulai terjadi pertengkaran.

Akhirnya, Jack Quinn, yang sudah menikah selama 52 tahun, mengatakan, “Jangan mempermasalahkan hal-hal kecil dan jangan melakukan hal apa pun yang akan memalukan Anda jika dikatakan kepada anak dan istri.”

Tidak ada komentar: