RUPANYA Bank Indonesia tahun 2013 senang menaikkan suku bunga. Sepanjang
tahun, sudah lima kali suku bunga acuan, BI rate, mengalami kenaikan.
Dari 5,25 persen –terakhir Mei- menjadi 7,50 persen pada minggu kedua
November.
Hal ini tentu saja berdampak bagi suku bunga kredit
perbankan yang ikut terkerek. Alhasil, jika Anda mempunyai pinjaman di
bank, bersiaplah membayar beban utang lebih mahal.
Apalagi, jika
Anda termasuk nasabah yang berutang dengan menggunakan suku bunga
mengambang atau floating (biasanya pada tahun pertama bunga bersifat
tetap, setelah itu akan naik atau turun mengikuti kondisi pasar). Dengan
begitu, jumlah uang yang harus Anda bayar ke bank, seperti untuk kredit
rumah atau pinjaman lain, bakal bertambah.
Bagaimana menyiasatinya agar kantong tidak jebol?
Perencana
Keuangan dari Fin-Ally Financial Planning and Consulting, Pandji
Harsanto mengatakan dalam kondisi seperti itu, ada dua cara yang bisa
digunakan: meningkatkan pendapatan atau mengerem pengeluaran.
"Meningkatkan
pendapatan bisa dilakukan dengan mengambil lembur di kantor atau
memulai bisnis sampingan di luar pekerjaan tetap," ujar Pandji saat
diwawancarai Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia.
Namun,
mengharapkan pendapatan bertambah dalam waktu singkat, sepertinya
musykil. Dengan begitu, mengurangi pengeluaran adalah langkah paling
rasional.
Pandji menyarankan agar segera mengevaluasi pos
pengeluaran. "Periksa mana yang benar-benar dibutuhkan dan mana yang
kurang bermanfaat. Pengeluaran konsumtif seperti biaya hiburan dan
belanja sebaiknya dikurangi," ucap dia.
Lebih lanjut Pandji
menuturkan, ada empat cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi
pengeluaran. Pertama, menunda beberapa pengeluaran yang kurang
diperlukan. Misal, jika Anda berencana pergi berlibur pada tahun ini,
bisa ditunda hingga tahun depan.
Kedua, dengan membuat jarak
dalam pengeluaran tertentu. Umpamanya, Anda setiap sore selalu pergi ke
kafe bersama teman. Sebaiknya kurangi menjadi seminggu sekali saja.
Ketiga,
sambung dia, dengan menghapus pengeluaran tertentu. Contoh, jika Anda
berlangganan tv kabel, tapi tidak terlalu membutuhkannya, apalagi jarang
menonton, sebaiknya berhenti berlangganan dan hapus dari daftar
pengeluaran.
Untuk yang keempat, turunkan level beberapa
pengeluaran. Misal, Anda biasa bepergian menggunakan mobil pribadi.
Dalam kondisi Jakarta yang penuh kemacetan tentu ongkos membeli bensin
lebih mahal ketimbang naik angkutan umum.
"Meneliti pos
pengeluaran agar efektif dan tidak di luar kewajaran sangat penting
untuk menjaga kestabilan keuangan Anda," katanya.
Selain empat
hal tadi, Pandji menjelaskan, ada cara lain yang bisa digunakan untuk
menyiasati kenaikan suku bunga kredit. Yakni, sebelum mengajukan utang,
pilihlah kredit yang menggunakan bunga tetap (fixed).
"Bank
syariah dengan akad murabahah bisa menjadi alternatif jika Anda tidak
ingin risau dengan fluktuasi suku bunga pinjaman," tukas dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar