Selasa, 07 Januari 2014

Strategi Agar Kantong tak Bobol Saat Bunga Naik

RUPANYA Bank Indonesia tahun 2013 senang menaikkan suku bunga. Sepanjang tahun, sudah lima kali suku bunga acuan, BI rate, mengalami kenaikan. Dari 5,25 persen –terakhir Mei- menjadi 7,50 persen pada minggu kedua November.

Hal ini tentu saja berdampak bagi suku bunga kredit perbankan yang ikut terkerek. Alhasil, jika Anda mempunyai pinjaman di bank, bersiaplah membayar beban utang lebih mahal.

Apalagi, jika Anda termasuk nasabah yang berutang dengan menggunakan suku bunga mengambang atau floating (biasanya pada tahun pertama bunga bersifat tetap, setelah itu akan naik atau turun mengikuti kondisi pasar). Dengan begitu, jumlah uang yang harus Anda bayar ke bank, seperti untuk kredit rumah atau pinjaman lain, bakal bertambah.

Bagaimana menyiasatinya agar kantong tidak jebol?

Perencana Keuangan dari Fin-Ally Financial Planning and Consulting, Pandji Harsanto mengatakan dalam kondisi seperti itu, ada dua cara yang bisa digunakan: meningkatkan pendapatan atau mengerem pengeluaran.

"Meningkatkan pendapatan bisa dilakukan dengan mengambil lembur di kantor atau memulai bisnis sampingan di luar pekerjaan tetap," ujar Pandji saat diwawancarai Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia.
Namun, mengharapkan pendapatan bertambah dalam waktu singkat, sepertinya musykil. Dengan begitu, mengurangi pengeluaran adalah langkah paling rasional.

Pandji menyarankan agar segera mengevaluasi pos pengeluaran. "Periksa mana yang benar-benar dibutuhkan dan mana yang kurang bermanfaat. Pengeluaran konsumtif seperti biaya hiburan dan belanja sebaiknya dikurangi," ucap dia.

Lebih lanjut Pandji menuturkan, ada empat cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengeluaran. Pertama, menunda beberapa pengeluaran yang kurang diperlukan. Misal, jika Anda berencana pergi berlibur pada tahun ini, bisa ditunda hingga tahun depan.

Kedua, dengan membuat jarak dalam pengeluaran tertentu. Umpamanya, Anda setiap sore selalu pergi ke kafe bersama teman. Sebaiknya kurangi menjadi seminggu sekali saja.

Ketiga, sambung dia, dengan menghapus pengeluaran tertentu. Contoh, jika Anda berlangganan tv kabel, tapi tidak terlalu membutuhkannya, apalagi jarang menonton, sebaiknya berhenti berlangganan dan hapus dari daftar pengeluaran.

Untuk yang keempat, turunkan level beberapa pengeluaran. Misal, Anda biasa bepergian menggunakan mobil pribadi. Dalam kondisi Jakarta yang penuh kemacetan tentu ongkos membeli bensin lebih mahal ketimbang naik angkutan umum.

"Meneliti pos pengeluaran agar efektif dan tidak di luar kewajaran sangat penting untuk menjaga kestabilan keuangan Anda," katanya.

Selain empat hal tadi, Pandji menjelaskan, ada cara lain yang bisa digunakan untuk menyiasati kenaikan suku bunga kredit. Yakni, sebelum mengajukan utang, pilihlah kredit yang menggunakan bunga tetap (fixed).

"Bank syariah dengan akad murabahah bisa menjadi alternatif jika Anda tidak ingin risau dengan fluktuasi suku bunga pinjaman," tukas dia.

Tidak ada komentar: