Puring bisa diperbanyak dengan mudah. Dari
batang keras yang dimiliki, metode stek dan cangkok paling mudah
dilakukan. Selain punya waktu yang relatif singkat hasil perbanyakan
juga 100 % sama dengan indukan.
Tanaman hias dengan batang keras seperti halnya puring memang bisa tumbuh dengan mengandalkan penyerubukan alami. Namun butuh waktu cukup lama dan juga biji yang dihasilkan tidak bisa stabil kadang banyak dan sedikit. Dan yang utama hasil anakan dari biji punya kemungkinan besar tidak sama dengan indukan cara tercepat dan teraman adalah perbanyakan dengan model cangkok maupun stek.
Cara kerja stek maupun cangkok sebenarnya adalah menumbuhkan akar sebagai serapan nutrisi pada bagian yang diinginkan. Metode ini hampir semua tanaman yang punya batang keras atau berkayu bisa melakukannya namun dengan karakter berbeda.
Sebagai tanaman berbatang keras, puring punya karakter berbeda dengan tanaman berkarakter batang lunak. Bila disejajarkan maka perbanyakan puring sama dengan tanaman yang sering kita lihat di sekitar kita yaitu seperti tanaman buah.
Berikut dua alternatif tips dan trik perbanyakan puring.
Metode Stek Lebih Cepat
Metode stek merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan sebab tidak perlu persiapan yang panjang selain itu alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit.
1. Siapkan peralatan yang terdiri dari gunting tanaman, pisau, plastik penutup, tali plastik, pot dan media tanam.
2. Siapkan media tanam dengan campuran pasir, dengan humus bambu.
3. Pilih batang puring yang sudah terlihat tua untuk dipotong. Cirinya cukup mudah perhatikan kulit bila sudah berwarna cokelat seperti kulit kayu berarti batang sudah siap distek.
4. Potong dengan menggunakan gunting tanaman yang sudah dibersihkan. Hindari pengunaan pisau sebab batang punya struktur yang keras dan mengandung kayu.
5. Setelah terpisah jangan lupa untuk untuk menutup luka di pohon indukan dengan fungisida.
6. Bila daun terlihat rimbun potong di bagian bawah dengan menyisakan sekitar 5-7 daun. Tujuannya untuk mengurangi penguapan yang harus di jaga selama proses stek.
7. Ikat sisa daun mengarah keatas dan tutup dengan plastik untuk mengurangi penguapan.
8. Rendam potongan bawah dalam larutan perangsang akar sekitar 15-20 menit.
9. Masukkan dalam media tanam dengan urutan stylofoam/ gabus bisa juga dengan menggunakan pecahan genting, selanjutnya masukkan pasir hingga setengah pot. Setelah itu masukkan potongan stek.
10. Lapisan atas gunakan campuran pasir dengan humus bambu hingga penuh.
11. Tekan media tanam hingga batang bisa berdiri tegak.
12. Siram media tanam dengan menggunakan sisa air perangsang akar
13. Tempatkan di tempat teduh.
Tanda berhasilnya proses stek bisa dilihat dari kondisi daun selama satu hingga dua minggu. Bila terlihat tetap segar bahkan tumbuh tunas baru berarti stek berhasil dan tutup plastik bisa dilepas.
Cara stek ini punya kelebihan cepat dan mudah namun keberhasilan proses ini masih punya keberhasilan hingga 90 %. Jadi masih ada kemungkinan 10 % tidak berhasil.
Untuk meminimalkan kegagalan usahakan saat melakukan pemotongan stek dipastikan pohon dalam keadaan sehat.
Selain itu batang juga harus sudah tua supaya pertumbuhan akar bisa maksimal. Yang tak kalah penting adalah untuk menjaga kelembaban dengan menempatkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari.
Cara Cangkok Lebih Aman
Cara kedua yang bisa dilakukan adalah dengan cangkok. Cara ini punya keberhasilan lebih besar daripada model stek sebab akar dirangsang sebelum batang di potong. Namun beberapa nursery menganggap cara ini jauh lebih merepotkan.
1. Pilih batang yang sudah tua dengan warna cokelat. Usahkan batang yang dipilih lebih tua dari metode stek
2. Siapkan pisau tajam, plastik, media tanam, dan tali plastik.
3. Kupas kulit batang sekitar 3-4 cm untuk tempat media tanam cangkok.
4. Masukkan media tanam yang terdiri dari humus daun dan bungkus dengan plastik
5. Lubangi plastik untuk memberikan sirkulasi udara
6. Siram media cangkok untuk menjaga kelembaban tanaman jadi jaga agar tidak kering
7. Bila akar sudah terlihat lepas media tanam dan potong batang.
8. Masukan dalam pot urutan sama dengan model stek.
Metode cangkok ini lebih aman sebab saat dipisah dari indukan batang sudah mempunyai akar sehingga yang harus dijaga adalah kandungan nutrisinya. Namun cangkok memang punya waktu lebih lama dan batang yang dipilih harus lebih tua dari metode stek.
Tanaman hias dengan batang keras seperti halnya puring memang bisa tumbuh dengan mengandalkan penyerubukan alami. Namun butuh waktu cukup lama dan juga biji yang dihasilkan tidak bisa stabil kadang banyak dan sedikit. Dan yang utama hasil anakan dari biji punya kemungkinan besar tidak sama dengan indukan cara tercepat dan teraman adalah perbanyakan dengan model cangkok maupun stek.
Cara kerja stek maupun cangkok sebenarnya adalah menumbuhkan akar sebagai serapan nutrisi pada bagian yang diinginkan. Metode ini hampir semua tanaman yang punya batang keras atau berkayu bisa melakukannya namun dengan karakter berbeda.
Sebagai tanaman berbatang keras, puring punya karakter berbeda dengan tanaman berkarakter batang lunak. Bila disejajarkan maka perbanyakan puring sama dengan tanaman yang sering kita lihat di sekitar kita yaitu seperti tanaman buah.
Berikut dua alternatif tips dan trik perbanyakan puring.
Metode Stek Lebih Cepat
Metode stek merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan sebab tidak perlu persiapan yang panjang selain itu alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit.
1. Siapkan peralatan yang terdiri dari gunting tanaman, pisau, plastik penutup, tali plastik, pot dan media tanam.
2. Siapkan media tanam dengan campuran pasir, dengan humus bambu.
3. Pilih batang puring yang sudah terlihat tua untuk dipotong. Cirinya cukup mudah perhatikan kulit bila sudah berwarna cokelat seperti kulit kayu berarti batang sudah siap distek.
4. Potong dengan menggunakan gunting tanaman yang sudah dibersihkan. Hindari pengunaan pisau sebab batang punya struktur yang keras dan mengandung kayu.
5. Setelah terpisah jangan lupa untuk untuk menutup luka di pohon indukan dengan fungisida.
6. Bila daun terlihat rimbun potong di bagian bawah dengan menyisakan sekitar 5-7 daun. Tujuannya untuk mengurangi penguapan yang harus di jaga selama proses stek.
7. Ikat sisa daun mengarah keatas dan tutup dengan plastik untuk mengurangi penguapan.
8. Rendam potongan bawah dalam larutan perangsang akar sekitar 15-20 menit.
9. Masukkan dalam media tanam dengan urutan stylofoam/ gabus bisa juga dengan menggunakan pecahan genting, selanjutnya masukkan pasir hingga setengah pot. Setelah itu masukkan potongan stek.
10. Lapisan atas gunakan campuran pasir dengan humus bambu hingga penuh.
11. Tekan media tanam hingga batang bisa berdiri tegak.
12. Siram media tanam dengan menggunakan sisa air perangsang akar
13. Tempatkan di tempat teduh.
Tanda berhasilnya proses stek bisa dilihat dari kondisi daun selama satu hingga dua minggu. Bila terlihat tetap segar bahkan tumbuh tunas baru berarti stek berhasil dan tutup plastik bisa dilepas.
Cara stek ini punya kelebihan cepat dan mudah namun keberhasilan proses ini masih punya keberhasilan hingga 90 %. Jadi masih ada kemungkinan 10 % tidak berhasil.
Untuk meminimalkan kegagalan usahakan saat melakukan pemotongan stek dipastikan pohon dalam keadaan sehat.
Selain itu batang juga harus sudah tua supaya pertumbuhan akar bisa maksimal. Yang tak kalah penting adalah untuk menjaga kelembaban dengan menempatkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari.
Cara Cangkok Lebih Aman
Cara kedua yang bisa dilakukan adalah dengan cangkok. Cara ini punya keberhasilan lebih besar daripada model stek sebab akar dirangsang sebelum batang di potong. Namun beberapa nursery menganggap cara ini jauh lebih merepotkan.
1. Pilih batang yang sudah tua dengan warna cokelat. Usahkan batang yang dipilih lebih tua dari metode stek
2. Siapkan pisau tajam, plastik, media tanam, dan tali plastik.
3. Kupas kulit batang sekitar 3-4 cm untuk tempat media tanam cangkok.
4. Masukkan media tanam yang terdiri dari humus daun dan bungkus dengan plastik
5. Lubangi plastik untuk memberikan sirkulasi udara
6. Siram media cangkok untuk menjaga kelembaban tanaman jadi jaga agar tidak kering
7. Bila akar sudah terlihat lepas media tanam dan potong batang.
8. Masukan dalam pot urutan sama dengan model stek.
Metode cangkok ini lebih aman sebab saat dipisah dari indukan batang sudah mempunyai akar sehingga yang harus dijaga adalah kandungan nutrisinya. Namun cangkok memang punya waktu lebih lama dan batang yang dipilih harus lebih tua dari metode stek.
Puring yang saat ini mulai diperhitungkan sebagai tanaman hias yang punya potensi dan penggemar yang luas ternyata mampu melakukan perbanyakan dengan mudah. Dari batang keras yang dimiliki, metode stek dan cangkok menjadi yang paling mudah untuk dilakukan. Selain punya waktu yang relatif singkat hasil perbanyakan juga 100 % sama dengan indukan.
Tanaman hias dengan batang keras seperti halnya
puring memang bisa tumbuh dengan mengandalkan penyerubukan alami. Namun
butuh waktu yang cukup lama dan juga biji yang dihasilkan tidak bisa
stabil kadang banyak dan sedikit. Dan yang utama hasil anakan dari biji
punya kemungkinan besar tidak sama dengan indukan
Dari model penyerbukan normal yang butuh waktu
lebih lama lama ini sekarang banyak ditinggalkan oleh petani dan juga
pengusaha tanaman hias. Pasalnya semakin lama perbanyakan tentu semakin
lama keuntungan yang bisa diambil. Jadi cara tercepat dan teraman yang
akan diambil dengan model cangkok maupun stek.
Cara kerja stek maupun cangkok sebenarnya adalah
menumbuhkan akar sebagai serapan nutrisi pada bagian yang diinginkan.
Metode ini hampir semua tanaman yang mempunyai batang keras atau berkayu
bisa melakukannya namun dengan karakter yang berbeda.
Agus Choliq Pemilik Krokot Nursery yang mengkoleksi
puring mengakui menggunakan metode stek dan cangkok dalam melakukan
perbanyakan tanamannya. Sedangkan untuk penyerbukan alami dirinya
melakukan hanya untuk proses penyilangan. Harapannya bisa menghasilkan
satu jenis baru yang baik. Dengan naiknya pamor puring saat ini otomatis
proses perbanyakan harus lebih cepat dan evisien sebagai konsekuensi
permintaan pasar yang meningkat.
Puring yang mempunyai batang keras mempunyai
karakter yang berbeda dengan tanaman lainnya dengan karakter batang
lunak. Bila di sejajarkan maka perbanyakan puring sama dengan tanaman
yang sering kita lihat di sekitar kita dan yang paling mudah di dapatkan
adalah tanaman buah. Berikut kami berikan dua alternatif tips dan trik
perbanyakan puring.
Metode Stek Lebih Cepat
Metode stek merupakan cara yang paling mudah
untuk dilakukan sebab tidak perlu persiapan yang panjang selain itu
alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit.
1. Siapkan peralatan yang terdiri dari gunting tanaman, pisau, plastik penutup, tali plastik, pot dan media tanam.
2. Siapkan media tanam dengan campuran pasir, dengan humus bambu.
3. Pilih
batang puring yang sudah terlihat tua untuk dipotong. Cirinya cukup
mudah perhatikan kulit bila sudah berwarna cokelat seperti kulit kayu
berarti batang sudah siap di stek.
4. Potong
dengan menggunakan gunting tanaman yang sudah dibersihkan. Hindari
pengunaan pisau sebab batang punya struktur yang keras dan mengandung
kayu.
5. Setelah terpisah jangan lupa untuk untuk menutup luka di pohon indukan dengan fungisida.
6. Bila
daun terlihat rimbun potong di bagian bawah dengan menyisakan sekitar
5-7 daun. Tujuannya untuk mengurangi penguapan yang harus di jaga selama
proses stek.
7. Ikat sisa daun mengarah keatas dan tutup dengan plastik untuk mengurangi penguapan.
8. Rendam potongan bawah dalam larutan perangsang akar sekitar 15-20 menit.
9. Masukkan dalam media tanam dengan urutan stylofoam/gabus
bisa juga dengan menggunakan pecahan genting, selanjutnya masukkan
pasir hingga setengah pot. Setelah itu masukkan potongan stek.
10. Lapisan atas gunakan campuran pasir dengan humus bambu hingga penuh.
11. Tekan media tanam hingga batang bisa berdiri tegak.
12. Siram media tanam dengan menggunakan sisa air perangsang akar
13. Tempatkan ditempat teduh.
Tanda berhasilnya proses stek bisa dilihat dari
kondisi daun selama satu hingga dua minggu. Bila terlihat tetap segar
bahkan tumbuh tunas baru berarti stek berhasil dan tutup plastik bisa
dilepas. Cara stek ini mempunyai kelebihan cepat dan mudah namun
keberhasilan proses ini masih mempunyai keberhasilan hingga 90%. Jadi masih ada kemungkinan 10 persen tidak berhasil.
Untuk meminimalkan kegagalan usahakan saat melakukan pemotongan stek
dipastikan pohon dalam keadaan sehat. Selain itu batang juga harus sudah
tua supaya pertumbuhan akar bisa maksimal. Yang tak kalah penting
adalah untuk menjaga kelembaban dengan menempatkan di tempat yang tidak
terkena sinar matahari.
Cara Cangkok Lebih Aman
Cara kedua yang bisa dilakukan adalah dengan
cangkok. Cara ini punya keberhasilan lebih besar dari pada model stek
sebab akar di rangsang sebelum batang di potong. Namun beberapa nursery
menganggap cara ini jauh lebih merepotkan.
1. Pilih batang yang sudah tua dengan warna cokelat. Usahkan batang yang dipilih lebih tua dari metode stek
2. Siapkan pisau tajam, plastik, media tanam, dan tali plastik.
3. Kupas kulit batang sekitar 3-4 cm untuk tempat media tanam cangkok.
4. Masukkan media tanam yang terdiri dari humus daun dan bungkus dengan plastik
5. Lubangi plastik untuk memberikan sirkulasi udara
6. Siram media cangkok untuk menjaga kelembaban tanaman jadi jaga agar tidak kering
7. Bila akar sudah terlihat lepas media tanam dan potong batang.
8. Masukan dalam pot urutan sama dengan model stek.
Metode cangkok ini lebih aman sebab saat dipisah dari indukan batang sudah mempunyai akar sehingga yang harus dijaga adalah kandungan nutrisinya. Namun cangkok memang punya waktu lebih lama dan batang yang dipilih harus lebih tua dari metode stek. (bayu)
Metode cangkok ini lebih aman sebab saat dipisah dari indukan batang sudah mempunyai akar sehingga yang harus dijaga adalah kandungan nutrisinya. Namun cangkok memang punya waktu lebih lama dan batang yang dipilih harus lebih tua dari metode stek. (bayu)
Cara Mudah dalam Perbanyakan Puring
Puring (Codiaeum variegatum)
atau croton, yang saat ini mulai diperhitungkan sebagai tanaman hias
yang punya potensi dan penggemar yang luas ternyata mampu melakukan
perbanyakan dengan mudah. Dari batang keras yang dimiliki, metode stek
dan cangkok menjadi yang paling mudah untuk dilakukan. Selain punya
waktu yang relatif singkat hasil perbanyakan juga 100 % sama dengan
indukan.
Cara
kerja stek maupun cangkok sebenarnya adalah menumbuhkan akar sebagai
serapan nutrisi pada bagian yang diinginkan. Metode ini hampir semua
tanaman yang mempunyai batang keras atau berkayu bisa melakukannya namun
dengan karakter yang berbeda.
Cara
stek merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan sebab tidak perlu
persiapan yang panjang selain itu alat yang digunakan juga tidak
terlalu rumit. Caranya sebagai berikut ;
1. Siapkan peralatan yang terdiri dari gunting tanaman, pisau, plastik penutup, tali plastik, pot dan media tanam.
2. Potong cabang batang puting yang sudah keras, kemudian buang daun yang tua atau kurang jumah daun.
3.
Rendam sekitar 10 menitbagian pangkal potongan yang akan menjadi bibit
dengan air, lebih baik jika ditambahkan cairan perangsang akar (auksin).
4. Tanam ke dalam pot yang sudah disediakan dengan tanah yang sudah dicampur pupuk, dan tambahkan sedikit air kedalam pot.
5.
Bungkus bibit dengan menggunakan pembungkus plastik, guna memberikan
naungan sehingga daun yang ada tetap segar dan tidak mati.
6. Biarkan selama kurang lebih 2 minggu, dan kemudian buka pembungkus tadi.
Untuk
meminimalkan kegagalan usahakan saat melakukan pemotongan stek
dipastikan pohon dalam keadaan sehat. Selain itu batang juga harus sudah
tua supaya pertumbuhan akar bisa maksimal. Yang tak kalah penting
adalah untuk menjaga kelembaban dengan menempatkan di tempat yang tidak
terkena sinar matahari.
Metode
ini sudah saya kami lakukan saat praktikum matakuliah Budidaya Tanaman
Hortikultura di Lahan Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya. Dan telah terbukti berhasil, dan saya sudah bisa
menerapkannya sendiri di rumah. Sedang untuk sambung pucuk dengan
menggabungkan beberapa jenis tanaman puring atau kombinasi dengan tujuan
memperoleh tanaman yang unik dan indah.(top3k)
PRAKTIKUM
Perbanyakan Tanaman SecaraVegetatif (aseksual)
I.
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Perbanyakan tanaman dalam
pertanian terbagi menjadi dua, yaitu perbanyakan generatif danperbanyakan
vegetatif. Perbanyakan secara generatif dilakukan dengan menanam biji tanamanterseleksi hingga menghasilkan tanaman baru yang lebih
banyak, sedangkan perbanyakan secara vegetatif merupakan perbanyakan
yang menggunakan bagian aseksual tanaman seperti batang, daun, ranting,cabang,
dan akar untuk mendapatkan tanaman baru. Perbanyakan secara vegetatif dapat
dibagi menjadibeberapa cara: (1) cangkok (air layerage); (2) merunduk(ground
layerage);(3) Setek; (4) Penyambungan(grafting);(5) Okulasi(budding).Puring yang saat ini
mulai diperhitungkan sebagai tanaman hias yang punya potensi dan penggemar yang
luas ternyata mampu melakukan perbanyakan dengan mudah. Dari batang keras yang
dimiliki, metode stek dan cangkok menjadi yang paling mudah untuk dilakukan.
Selain punya waktu yang relatif singkat hasil perbanyakan juga 100 % sama
dengan indukan.Tanaman hias dengan batang keras seperti halnya puring memang
bisa tumbuh dengan mengandalkan penyerubukan alami. Namun butuh waktu yang
cukup lama dan juga biji yang dihasilkan tidak bisa stabil kadang banyak dan
sedikit. Dan yang utama hasil anakan dari biji punya kemungkinan besar tidak
sama dengan indukan
Stek
merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan
sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman
baru. Sebagai alternarif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis,
lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan
cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek
akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar
berakar, akar yang baru terbentuk tidak tahan stress lingkungan dan adanya
sifat plagiotrop tanaman yang masih bertahan.
Keberhasilan
perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk
pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru yang true to name dan true to
type. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh factor intern yaitu tanaman
itu sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah satu faktor intern yang
mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai
zat pengatur tumbuh.
Perbanyakan dengan stek mudah
dilakukan dan tidak memerlukan peralatan khusus dan teknis pelaksanaan yang
rumit. Dimana, perbanyakan tanaman dengan stek ini mempunyai berbagai
keunggulan seperti dapat menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama
dengan tanaman induknya dan dengan dilakukan perbanyakan tanaman secara stek
lebih cepat berbuah dan berbunga, dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah
yang banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas atau sedikit.
Selain adanya keunggulan,
perbanyakan tanaman secara stek terdapat juga kelemahan baik secara fisiologis
maupun morfologi dalam pertumbuhan tanaman yaitu perbanyakan tanaman secara
stek ini memiliki akar serabut yang dimana akar serabut pertumbuhan tanamannya
rentan yaitu sangant mudah roboh pada keadaan ikim yang kurang mendukung
seperti angin kencang, tanah selalu jenuh, dsb sehingga perakarannya dangkal,
membutuhkan tanaman induk yang lebih besar dan lebih banyak sehingga
membutuhkan biaya yang banyak dan dalam perbanyakan tanaman secara stek tingkat
keberhasilanya sangat rendah.
B. TUJUAN
Tujuan
praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan menerapkan salah satu
cara perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif
II.
TINJAUAN PUSTAKA
·
KLASIFIKASI TANAMAN
Kingdom
: Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo :
Euphorbiales
Family
: Euphorbiaceae
Genus
: Codiaeum
Spesies : Codiaeum variegatum L.
·
DESKRIPSI TANAMAN
Puring (Codiaeum variegatum L.)
termasuk salah satu spesies famili Euphorbiaceae yang memiliki pertumbuhan
bersemak dan banyak ditanam sebagai tanaman hias. Namun pemeliharaannya belum
dilakukan secara intensif, baru ditanam sebagai tanaman pagar, pembatas tanah,
tanaman pekuburan, dan tanaman hias yang ditanam begitu saja. Sebenarnya,
tanaman ini memiliki keragaman warna dan bentuk daun, sehingga sangat potensial
dijadikan tanaman penghias rumah atau sebagai elemen tanam.
Tanaman ini
tumbuh dan tersebar dari daerah beriklim panas hingga daerah subtropika. Hingga
saat ini belum ada data pasti yang menunjukkan asal tanaman ini. Menurut
beberapa sumber pustaka, puring sudah lama ada di Indonesia dan pertama kali
ditemukan di kepulauan Maluku yang dimanfaatkan sebagai tanaman pagar atau
pekuburan.
Di setiap
daerah puring memiliki nama berbeda-beda. Di Sumatra dikenal dengan nama
tarimas, siloastam (Batak), nasalan (Nias), Pudieng (Minangkabau, Lampung). Di
jawa dikenal dengan nama puring (Sunda, Jawa), Karoton (Madura). Di Nusa
Tenggara dikenal dengan nama demung, puring (Bali), daun garida (Timor). Di
kalimantan di kenal dengan nama uhung dan dolok. Di Sulawesi : dendiki
(Sangir), Kejondon, Kalabambang, dudi, leleme, kelet, kedongdong disik
(Minahasa), nuniki balano (Buol), balenga semangga (Makassar), dahengora,
mendem (Manado). Di Maluku dikenal dengan nama susurite, salu-salu, fute, ai
haru,sinsite, siri-siri (Seram), galiho, dahengaro, salubuto (Halmahera),
dahengora, daliho (Ternate, Tidore).
Secara garis
besar ada empat jenis puring, yaitu Meidum
baill, Pictum hook, Croton pictus lood, dan phylovren lour. Jenis yang paling umum diperdagangkan adalah Croton. Varietas puring yang terkenal
adalah puring nuri (C. variegatum
’Miami’), puring gelatik (C. variegatum
‘Belvalen’), puring ketapang (C.
variegatum ‘Miami’), puring banci (C. variegatum ‘Imperialis), Poring bor (C. variegatum ‘Jan Bier), puring buntut ayam (C. variegatum ‘Majestic’), Puring jet
(C. variegatum ‘exotica’),
cactus tiang/petung (C. variegatum
‘Majestic’), dan cactus gendong (C.
variegatum ‘Mac Art’).
Bentuk daun
tanaman puring bervariasi, ada yang berbentuk pita yang panjangnya 5 cm – 30
cm, elips, oblong, bulat, hingga seperti ujung tombak. Permukaan daun ada yang
rata, bergelombang, dan berpilin. Warna daun juga bervariasi, ada yang berwarna
hijau tua polos dan ada pula yang memiliki lebih dari tiga macam warna dengan
variasi hijau, coklat, merah, biru dan kuning. Coraknya ada yang
berbintik-bintik, bergaris-garis, dan belang-belang. Daun dan tangkainya
memiliki getah berwarna bening hingga putih. Bunga telanjang dengan benang sari
yang banyak dan tersusun berangkai dalam satu tangkai bunga. Batang berkayu dan
bergetah, tinggi mencapai 3 meter dan memiliki percabangan yang banyak.
Selain
ZPT, pada media cangkok diberikan juga pupuk, baik NPK, maupun pupuk daun.
Pupuk NPKdapat diberikan setelah dilakukan pengenceran terlebih dahulu, dengan
konsentrasi 5%. Demikian jugaapabila menggunakan pupuk daun yaitu dengan
memberikan 2 cc /L air Tahap yang terakhir adalah membungkus sayatan.
Pembungkusan media tanah yang dicampur dengan pupuk kandang atau kompos dan media sabut
kelapa memerlukan teknik tertentu. Pertama ikat dulubagian bawah lembaran
pembalut 6 cm di bawah sayatan. Lalu media yang telah dibasahi itu diisikan ke dalampembalut,
kemudian dirapikan dan pembalut diikat di bagian atasnya.Pemeliharaan
cangkokanDalam pemeliharaan cangkokkan yang perlu diperhatikan adalah menjaga
kelembababan mediacangkok
Tanaman
puring selain sebagai penghias pagar dan pekarangan rumah pucuk daun mudanya
juga dapat dimanfaatkan sebagai lalapan (sayuran), tanaman hias, dan
obat-obatan tradisional. Kegunaan penting, antara lain adalah sebagai berikut :
Ø Akar dan
kulit tanaman puring digunakan untuk menyamak kulit karena tanaman puring
mengandung zat penyamak.
Ø Air rebusan
daun puring bias digunakan untuk memperlancar keluarnya keringat. Caranya, air
rebusan tersebut digunakan untuk mandi. Jika diminum, air rebusan daun puring
juga dapat membantu menurunkan panas badan karena demam.
Ø Air rebusan
daun puring jenis air mancur dapat digunakan untuk mencegah penyakit rajasinga.
Ø Papagan
kulit batang yang diseduh dengan air panas lalu diminum dapat mengurangi rasa
sakit perut akibat diare.
Perkembangbiakan vegetatif
alami
Yaitu terjadi individu baru tanpa adanya campur tangan
manusia. Reproduksi seperti ini terjadi dengan beberapa cara, yaitu:
- Dengan pembelahan sel, terjadi pada tumbuhan bersel satu, misalnya alga bersel satu Chlorella, Chlamydomonas, dll.
- Dengan menghasilkan spora vegetatif, misalnya pada tumbuhan paku, fungi, dan ganggang
- Dengan rhizoma atau akar tinggal: pada irut, bunga tasbih, lengkuas, temulawak, dan kunyit.
- Dengan stolon atau geragih, misalnya pada pegagan (Sentela asiatica), rumput teki (Cyperus rotundus), arbei, dan lain sebagainya.
- Dengan umbi batang, misalnya pada kentang (Solanum tuberosum).
- Dengan umbi lapis, misalnya pada bawang merah (Allium cepa).
- Dengan umbi akar, misalnya pada ketela pohon
- Dengan tunas, misalnya pada bambu (Gigantochloa sp).
- Dengan tunas adventif, misalnya pada cocor bebek
Agus Choliq Pemilik Krokot Nursery yang
mengkoleksi puring mengakui menggunakan metode stek dan cangkok dalam melakukan
perbanyakan tanamannya. Sedangkan untuk penyerbukan alami dirinya melakukan
hanya untuk proses penyilangan. Harapannya bisa menghasilkan satu jenis baru
yang baik. Dengan naiknya pamor puring saat ini otomatis proses perbanyakan
harus lebih cepat dan evisien sebagai konsekuensi permintaan pasar yang
meningkat.
Puring yang mempunyai batang keras mempunyai
karakter yang berbeda dengan tanaman lainnya dengan karakter batang lunak. Bila
di sejajarkan maka perbanyakan puring sama dengan tanaman yang sering kita
lihat di sekitar kita dan yang paling mudah di dapatkan adalah tanaman buah.
Berikut kami berikan dua alternatif tips dan trik perbanyakan puring.
·
SYARAT TUMBUH
Tanaman puring di Indonesia dapat tumbuh di dataran rendah ataupun di dataran
tinggi, dengan ketinggia mencapai 1.500 m dpl. Untuk mendapatkan warna yang
jelas dan cerah, puring menghendaki intensitas cahaya yang penuh dan temperatur
udara berkisar 200 C – 350 C. Kebutuhan air tidak terlalu
banyak sehingga tanaman puring dapat tumbuh di daerah-daerah yang agak kering
dengan kelembaban udara sekitar 30% - 60%.
Tanaman puring sering dijuluki tanaman kuburan. Tanaman dapat tumbuh pada
berbagai jenis tanah, tidak memerlukan jenis tanah khusus. Puring tumbuh mulai
tanah berat, lempung berpasir, hingga tanah ringan. Sebagai tanaman yang
dibudidayakan, puring dapat ditanam dalam pot atau langsung di kebun terbuka.
Untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik diperlukan tanah yang mengandung bahan
organik, subur dan gembur, tata udara dan tata airnya baik, serta pH tanah
berkisar 5 – 8.
Puring yang saat ini mulai diperhitungkan sebagai tanaman hias yang punya
potensi dan penggemar yang luas ternyata mampu melakukan perbanyakan dengan
mudah. Dari batang keras yang dimiliki, metode stek dan cangkok menjadi yang
paling mudah untuk dilakukan. Selain punya waktu yang relatif singkat hasil
perbanyakan juga 100 % sama dengan indukan.
Tanaman hias dengan batang keras seperti halnya puring memang bisa tumbuh
dengan mengandalkan penyerubukan alami. Namun butuh waktu yang cukup lama dan
juga biji yang dihasilkan tidak bisa stabil kadang banyak dan sedikit. Dan yang
utama hasil anakan dari biji punya kemungkinan besar tidak sama dengan indukan
III. PELAKASANAAN
PRAKTIKUM
A. Waktu
dan tempat
Waktu :
Tempat :
Fakultas Pertanian dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian
B.
Alatdanbahan
·
Pisau
atau cutter
·
Polibag
·
Plastik
es lilin
·
Rumah
plastik
C. Cara
kerja
·
Siapkan alat dan bahan yang telah
ditentukan
·
Bagi kelompok berdasarkan nim (ganjil
dan genap)
·
Pilih puring yang memiliki ukuran yang
sama
·
Potong bagian ujung batang dengan bentuk
V
·
Satukan btang puring yg satu dengan
puring yang lain
·
Ikat dengan plastik es lilin,jangan
sampai goyang
·
Tanam pada polibag jangan sampai goyang
·
Letakkan pada tempat nya
·
Amati selama 2 minggu dengan interval 1
minggu 1 kali
·
Catat hasil ny
IV.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
HASIL
`
Hasil
dari praktikum ini setelah dilakukan pengamatan adalah sebagai berikut :
Tanggal
|
Pengamatan ke-
|
Jumlah Tunas
|
Jumlah Daun
|
Deskripsi Tanaman
|
11 Desember 2012
|
1 (pertama)
|
-
|
3 (tiga)
|
Mulai
menghasilkan Tunas.
|
18 Desember 2012
|
2 (kedua)
|
1 (satu)
|
4 (emapat)
|
Telah
bertunas dan berkembang.
|
Catatan:
Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan maka dari satu tanaman yang ditanam secara stek pada beberapa cabang
tumbuh dengan baik. Pada pengamatan pertama yang dilakukan seminggu setelah
tanam, sudah tampak tumbuh tunas dan daun, namun jumlah setiap cabang yang
dilakukan stek memiliki jumlah daun yang berbeda. Sedangkan pada pengamatan
kedua dilakukan pada dua minggu setelah dilakukan penanaman, jumlah daun sudah
bertambah dan sudah bertunas.
Kegagalan dalam melakukan
penyambungan tanaman puring disebabkan
oleh kontaminasi oleh virus serta suhu an kelembapannya yang tidak teratur,
kurangnya ketelitian dalam penyambungan sehingg pada penggabungan kedua
tanaman, kambium dari batang atas atau batang induk dan batang bawah tidak
bersentuhan dan bersinggungan. Tujuan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif
yaitu untuk mendapatkan sifat individu yang sama dengan individunya.
Tugas:
1.
Sebutkan keuntungan dan kerugian
perbanyakan vegetatif dibandingkan dengan cara generatif.
Jawab:
Keuntungan:
-
Tanaman akan lebih cepat berbunga dan
berbuah. Sedangkan perbanyakan secara generatif waktu untuk mulai berbuah lebih
lama..
-
Sifat keturunan sama dengan induknya
sedangkan secara generatif sifat keturunan tidak sama dengan induk.
-
Dapat digabung sifat-sifat yang
diinginkan.
Kerugian:
-
Perakaran kurang baik, sedangkan
perbanyakan secara generatif sistem perakarannya kuat.
-
Lebih sulit dikerjakan karena
membutuhkan keahlian tertentu, sedangkan pada generatif mudah diperbanyak.
-
Jangka waktu berbuah lebih pendek jika
dibandingkan dengan perbanyakan tanaman secara generatif.
2.
Sebutkan keuntungan dan kerugian
perbanyakan dengan cara stek jika dibandingkan dengan perbanyakan vegetatif
lainnya.
Jawab:
Keuntungan:
-
Memiliki keunggulan seperti tanaman
induk
-
Mudah cara mengerjakannyaj jika
dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif lainnya.
-
Bisa diperoleh bibit dalam jumlah yang
banyak.
Kerugian:
-
Perakaran tidak kuat, karena tidak ada
akar tunggang.
-
Pada tanaman tertentu tingkat
keberhasilannya sangat rendah.
3.
Tulisakan sepuluh tanaman yang bisa
diperbanyak dengan cara stek.
Jawab:
1.
Mawar 6.
Tebu
2.
Cocor bebek 7. Tanaman pagar
3.
Melati 8.
Ubi kayu
4.
Asoka 9.
Ubi karet
5.
Puring 10.
Bunga kamboja
4.
Tuliskan 10 tanaman yang bisa
diperbanyak dengan cara garfting.
Jawab:
1.
Nangka 6.
Kopi
2.
Duku 7.
Kakao
3.
Mangga 8.
Kweni
4.
Manggis 9.
Puring
5.
Alpokat 10.
Kelengkeng
5.Tulisakan
10 tanaman yang bisa diperbanyak dengan cara okulasi.
Jawab:
1.
Alpokat 6.
Langsat
2.
Belimbing 7. Jambu
3.
Jeruk 8.
Durian
4.
Mangga 9.
Teh
Sirsak 10. Kopi
Perbanyakan Vegetatif
Keuntungan :
1. lebih cepat
berbuah
2. sifat
turunan sesuai dengan induk
3. dapat
digabung sifat-sifat yang diinginkan
Kelemahan :
- perakaran kurang baik
- lebih sulit di kerjakan karena membutuhkan keahlian tertentu
- jangka waktu berubah menjadi pendek
Dibawah ini merupakan sedikit penjelasan tentang
keuntungan perbanyakan tanaman secara stek :
Memiliki keunggulan seperti tanaman induk
Mudah cara pengerjaannya
Bisa diperoleh bibit dalam jumlah yang banyak
·
Kelemahan
Adapun kelemahan perbanyakan tanaman secara stek
batang ialah :
Perakarannya tidak kuat, karena tidak ada akar
tunggang
Pada tanaman tertentu tingkat keberhasilannya sangat
rendah
·
Keunggulan / Kelebihan
mencangkok
1.
Sifat tanaman baru sama seperti induknya
2.
Menghasilkan buah dalam waktu yang relative singkat ±
4 tahun
3.
Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan relative
singkat antara 1 – 3 bulan.
·
Kelemahan / Kekurangan
mencangkok
1. kuat dan
dangkal
2. kurang
cangkokan Bentuk pohon induk jadi rusak
3. Perakaran Tidak
dapat menyediakan bibit yang relative banyak dalam waktu yang cepat
4. Cara
pengerjaan sedikit lebih rumit dan memerlukan ketelatenan
5. Jika sering
dilakukan pencangkokan terhadap pohon induk maka produksi buah induk menjadi
terganggu.
·
Kelebihan Okulasi
Keuntungan-keuntungan pembiakan vegetatif antara lain
adalah bahan-bahan heterozigot dapat dilestarikan tanpa pengubahan pembiakan
vegetatif lebih baik dibandingkan pembiakan secara generatif. Karena pada
pembiakan vegetatif satu tumbuhan induk dapat menghasilkan beberapa individu
baru dalam waktu yang cukup singkat, banyak tanaman yang dikembangkan secara
vegetatif dapat melestarikan sifat hasil yang dimiliki oleh tanaman induk
Keuntungan dari memperbanyak dengan cara okulasi dan sambungan ialah, bahwa kita dapat membuat bibit dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang relatif singkat
Keuntungan dari memperbanyak dengan cara okulasi dan sambungan ialah, bahwa kita dapat membuat bibit dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang relatif singkat
·
Kelemahan Okulasi
Kekurangan dan kerugian dari pembiakan vegetatif
adalah biasanya tanaman yang berfungsi sebagai tanaman induk mudah rusak.
Jumlah biji yang diperoleh terbatas, perakaran tanaman hasil biakan vegetatif
kurang, dan umur tanaman lebih pendek
Keuntungan dan Kerugian Perbanyakan Tanaman
Secara Grafting adalah :
·
Keuntungan
a. Mengekalkan sifat-sifat klon yang tidak dapat
dilakukan pada pembiakan vegetatif lainnya seperti stek, cangkok dan
lain-lainnya.
b. Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang
bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan, temperatur yang
rendah, atau gangguan lain yang terdapat di dalam tanah.
c. Memperbaiki jenis-jenis tanaman yang telah tumbuh,
sehingga jenis yang tidak di inginkan diubah dengan jenis yang dikehendaki.
d. Dapat mempercepat berbuahnya tanaman (untuk tanaman
buah-buahan) dan mempercepat pertumbuhan pohon dan kelurusan batang (jika
tanaman kehutanan).
·
Kerugian
a. Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon
sudah besar gampang patah jika ditiup angin kencang
b. Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok
antara scion dan rootstock
·
Tanaman yang dapat di stek
yaitu : puring,bunga kertas,jeruk,bougenfil.dll
·
Tanaman yang dapat
diperbanyak dengan cara grafting : durian,jeruk,jambu air,bougenvil, kembang
sepatu, beringin soka.
·
Tanaman yang diperbanyak
dengan cara okulasi : mangga , manggis
B. .PEMBAHASAN
Reproduksi vegatatif buatan
Selain itu tumbuhan dapat juga berkembang biak dengan
cara tak kawin dan dengan bantuan manusia, biasa disebut reproduksi secara
vegetatif buatan, misalnya: mencangkok, stek, okulasi, mengenten, dan merunduk.
a.
Mencangkok
Tumbuhan yang biasa dicangkok adalah
tumbuhan dikotil seperti jambu, sawo, rambutan, mangga, jeruk, dan lain-lain.
Tujuan mencangkok adalah agar diperoleh tumbuhan baru yang cepat berbuah dan
sifatnya sama dengan induknya.
|
b. Menempel (okulasi)
Menempel
adalah menggabungkan bagian tubuh dua tanaman yang berbeda. Umumnya dua jenis
tanaman yang digabungkan tersebut masing-masing mempunyai kelebihan. Misalnya
tumbuhan mangga berakar kuat, buahnya sedikit, dengan tumbuhan mangga yang
berakar lemah, buahnya banyak. Maka cara menempelnya, pada batang tumbuhan
yang berakar kuat, ditempelkan kulit
yang mempunyai calon tunas dari batang tumbuhan mangga yang berbuah banyak
tetapi berakar lemah tadi.
|
c. Merunduk
Cara
ini dilakukan dengan merundukkan dan kemudian membelokkan ke bawah batang
atau cabang tanaman. Pada bagian cabang yang tertimbun tanah kemudian akan
tumbuh akar-akar. Setelah akar-akarnya kuat cabang yang berhubungan dengan
batang induk dipotong. Tanaman yang biasa dikembangkan dengan merunduk adalah
apel, anyelir, alamanda, selada air, anggur, dan lain sebagainya.
|
d. Mengenten (menyambung/kopulasi)
Pada
dasarnya menyambung sama dengan menempel. Cara ini banyak dilakukan pada
singkong dan buah-buahan. Mula-mula biji disemaikan. Setelah tumbuh lalu
disambung dengan ranting/cabang dari pohon sejenis yang buahnya baik.
Kemiringan potongan ± 45°. Diameter batang atas harus sesuai dengan diameter
batang bawah. Kedua sambungan itu diikat dengan kuat. Diusahakan agar tidak
terjadi infeksi. Buah yang dihasilkannya akan sama dengan buah yang
dihasilkan pohon asalnya.
|
e. Stek
Stek
adalah memperbanyak dengan potongan-potongan batang, yang ditanam, lalu
tumbuh menjadi tanaman baru. Potongan-potongan tersebut harus punya
buku-buku. Banyak dilakukan terhadap ubi kayu, tebu, tanaman pagar, dan
lain-lain.
|
Keuntungan dan kerugian
reproduksi vegetatif buatan
Banyak petani yang mengembangkan cara reproduksi pada
tanaman buah-buah, tanaman liar, dan lain-lain dengan cara mencangkok, stek,
merunduk, okulasi, mengenten dan lain-lain. Cara ini memberikan beberapa
keuntungan antara lain:
- Sifat tanaman baru akan sama persis dengan sifat tanaman induk.
- Cepat menghasilkan buah.
Disamping itu ada pula beberapa kerugian, antara lain:
- Tanaman yang berasal dari stek ataupun mencangkok umumnya mempunyai sistem perakaran yang kurang kuat.
- Perkembangbiakan secara vegetatif dapat menghasilkan sedikit keturunan.
- Bila tanaman hasil reproduksi vegetatif dipotong ranting-rantingnya maka dapat menyebabkan menurun pertumbuhannya.
Karena dalam reproduksi secara vegetatif tidak terjadi
penggabungan sifat-sifat dari induknya, maka dihasilkan keturunan baru yang
sifatnya sama dengan sifat induknya.
HAMA TANAMAN
1.
Tungau (Tetranychus sp.)
Hama ini bersifat poliphag dan menyerang lebih dari 100 jenis tanaman.
Tungau betina sekali bertelur kurang lebih 100 butir. Umur satu generasi
mencapai 10 hari pada temperatur 300 C atau 22 hari pada temperatur
180 C. tungau aktif pada siang hari dan membuat benang-benang halus.
Tungau dewasa berukuran 0,5 mm warnanya kuning pucat hingga kemerahan.
Penyebaran tungau dapat terjadi karena angin yang menghembuskan hingga
berhamburan, ikut bersama daun yang jatuh, melalui pakaian orang yang lewat
didekatnya, alat pertanian, serangga. Hama ini menyerang tanaman pada musim
kemarau yang ditandai dengan adanya bintik-bintik pucat dan banyak sarang pada
daun. Serangan yang berat menyebabkan daun menggulung berwarna coklat, kemudian
berguguran.
2.
Wereng putih
(Empoasca sp.)
Serangga ini berwarna putih, bentuknya kecil, memiliki sepasang sayap
berukuran 0,5 mm. hama ini terdapat di permukaan bawah daun menyerang tanaman
hingga menimbulkan noda pada daun. Daun yang terserang berwarna coklat
kemerahan seperti terbakar, tepi daun menggulung ke bawah kemudian mongering.
Hama meletakkan telurnya di bagian bawah daun. Pengendalian hama ini dengan
membakar daun-daun yang terserang hama atau tanaman yang diserang disemprot
insektisida Tamaron, Decis, atau Matados dengan konsentrasi 0,2%.
3. Thrips sp.
Hama ini berkembang pesat jika udara kering dan temperatursekitar 260
C – 280 C. panjangnya 1 mm – 2 mm, berwarna hitam, bertelur hingga
50 butir. Lama perkembangan mulai telur sampai dewasa sekitar 33 hari.
Kebanyakan thrips bersifat parthenogenesis. Thrips menyerang dengan cara
menghisap cairan dari permukaan hingga terjadi bercak berwarna putih seperti perak.
Bercak tersebut akan berubah menjadi warna coklat, kemudian daun mati dan
gugur. Serangan yang berat menyebabkan daun menjadi keriput seperti terserang
virus. Pengendaliannya dengan cara menyemprot insektisida Decis 0,5 cc – 1
cc/liter ait atau Thiodan 2 cc/liter air.
PENYAKIT TANAMAN
1.
Penyakit
Karat
Penyakit ini menyerang tanaman pada malam hari yang udaranya lembap, banyak
hujan, dan berkabut. Serangan berat dapat menimbulkan bercak-bercak berwarna
kecoklatan, kemudian daun mongering. Pengendaliannya dengan membuat Drainase
media tanam agar air tidak menggenang, daun-daun yang terserang dipotong dan
dibakar dan tanaman disemprot dengan fungisida Zineb 2%, atau Dithane M-45
sebanyak 2 – 3 gram/liter air.
2.
Lumut Kerak
Lumut ini menempel pada batang dan percabangan tanaman yang tidak terkena
cahaya matahari. Serangannya tidak membahayakan, tetapi ganggu kebersihan dan
penampilan tanaman karena batang dan percabangan tampak kotor. Pengendaliannya
yaitu : (1) Bagian batang yang diserang dipangkas dan dibakar. Cahaya matahari
diusahakan dapat menembus seluruh bagian tanaman. (2) Lumut pada batang
dibersihkan dengan cara dikerok menggunakan pisau secara hati-hati, jangan
sampai kulit batang terluka atau tergores. (3) Batang tanaman yang diserang
diolesi dengan fungisida dengan menggunakan kuas, misalnya, Cobox, Zineb,
Benlate dan Ridomil dengan konsentrasi 2%.
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Perbanyakan
vegetatif yang bertujuan untuk mendapatkan hasil, yaitu kualitas dan
sifat-sifat tanaman yang sama dengan induknya dapat dilakukan dengan cara stek
batang, stek daun dan cangkok.
2. Untuk mendapatkan hasil yang beragam dan meningkatkan sifat-sifat unggul
tanaman dapat dilakukan dengan sambung pucuk (grafting).
3. Dari hasil
percobaan rata-rata persentase yang tinggi dalam perbanyakan vegetatif yang
dilakukan adalah stek daun. Karena teknik ini paling mudah dilakukan dan tidak
memerlukan keahlian khusus.
4. Persentase
yang paling rendah adalah sambung pucuk (grafting) karena diperlukan kecermatan
yang lebih dan keahlian dalam melakukan perbanyakan dengan cara ini.
5. Untuk
mendapatkan bibit yang berkualitas yang sifatnya sama dengan induknya serta
dapat memberi hasil secara cepat maka dapat dilakukan dengan cara
perbanyakan secara vegetatif buatan. Namun
perlu diperhatikan kondisi batang yang akan diperbanyak, perlakuan saat
perbanyakan serta perlu memperhatikan kondisi lingkungan tumbuh
sekitar.
A. Saran
1.
Perhatikan setiap praktikan dalam pemotongan dan
penyambungan tanaman agar tanaman dapat tumbuh.
2.
Berikan kembali pengetahuan kepada praktikan, apakah
yang telah di dapat dalam pengamatan tersebut dan faktor-faktor apa saja yang
dapat menghambat dari pengamatan tersebut.
3.
Berikan pengetahuan kepada praktikan bagaimana cara
memilih puring yang baik.
4.
Agar percobaan memiliki tingkat keberhasilan yang
baik, agar diberi pengajaran yang lebih bagaimana menyatukan kedua tanaman yang
akan disambung.
VI. DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
1984. Beberapa Cara Perbanyakan Vegetatif. Departemen Pertanian Balai
Informasi Pertanian. Ungaran. 92p.
Hadiati, S.
1994. Interaksi Antara Beberapa Macam Batang Bawah dan Batang Atas
Pada Pembibitan Rambutan (Nephelium lappaceum L.). Penelitian
Holtikultura 6 (3):1-11.
Jawal et
al., 1995. Pengaruh Umur dan Varietas Batang Bawah Terhadap
Keberhasilan Sambung Mini Mangga Arum Manis. Penelitian Holtikultura
7(1):34-44.
Jumin,
Hasan. Basri, 1994, Dasar-Dasar Agronomi, PT. Raja Garfindo, Jakarta.
140p
Sugito, L.,
Jawal. M., Wijaya. 1991. Pengaruh IBA dan Pengeratan Terhadap
Keberhasilan Stek Rambutan Binjai. Penelitian Holtikultura 4
(2):1-8.
Sutiyoso, Y. 1995. Mencangkok Pohon Buah. Trubus. XVI(187):192p.
Wijaya. 1985. Sambung Pucuk Untuk Tanaman Buah. Trubus.
XVI(185):192p.
Wudianto. Rini, 1991. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi.
Penebar Swadaya.
Jakarta. 150p.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar